JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan mitigasi bencana dari dampak musim kemarau.
Mitigasi yang dilakukan oleh BPBD, menurut Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat pihaknya akan mengantisipasi bencana yang kerap kali terjadi di musim kemarau seperti kekeringan hingga kebakaran hutan atau karhutla.
“Untuk hal ini kita sudah koordinasi dengan BPBD di kabupaten/kota untuk menggambarkan kondisi wilayah untuk mitigasi bencana di puncak kemarau tahun 2024 ini,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (17/7).
Berdasarkan hasil pantauannya, Hadi menjelaskan saat ini sudah ada beberapa daerah di Jabar yang dinilai rawan atau berpotensi terdampak oleh musim kemarau. Ia menyebut salah satunya yakni di wilayah pantai utara Jabar atau Pantura.
“Potensi kekeringan juga terjadi di wilayah Bogor meski disebut kota hujan, tapi ada beberapa lokasi yang terjadi kekeringan jadi bukan karena hujannya tapi memang kekurangan sumber airnya. Selain itu, daerah Ciamis, Tasikmalaya dan Pangandaran, karena tahun kemarin sempat melaporkan kekeringan,” katanya.
Meski begitu, untuk kondisi kemarau ini, Hadi mengungkapan bahwa tidak separah tahun sebelumnya yang diakibatkan oleh adanya fenomena El Nino.
“Jadi tahun ini tidak terjadi kondisi itu (El Nino), tapi memang ada La Nina namun lemah potensinya. Jadi untuk potensi terjadi hujan pun akan rendah dengan kategori hujan lokal,” ujarnya.
Akan tetapi, Hadi menuturkan bahwa pihaknya akan tetap menghimbau kepada seluruh masyarakat khusunya yang berada di daerah rawan bencana untuk terus meningkatkan kewaspadaannya.
“Potensi kekeringan ini ada, jadi tetap masyarakat harus bisa berhemat air, termasuk terus berkoordinasi dengan aparat kewilayahan agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat (jika terjadi bencana),” pungkasnya. (San).