JABAR EKSPRES – Hari ini 10 Muharram, terjadi peristiwa besar terbunuhnya cucu Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam bernama Sayyiduna Al-Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma, atau yang sering pula disebut peringatan hari Asyura.
Banyak versi yang menceritakan kisah bagaimana terbunuhnya Sayyiduna Al-Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma, namun sebagian besar ceritanya hampir sama, yakni bermuara pada perebutan kekuasaan.
Dilansir dari tulisan Al-Ustadz Fadlan Fahamsyah, berikut kronologi terbunuhnya cucu Nabi Sayyiduna Al-Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhuma pada Hari Asyura di Karbala.
1. Sayyiduna Al-Husain Radhiyallahu ‘anhu menolak pembai’atan terhadap Yazid pada tahun 60 H, posisi sayyiduna al-Husain di kota Madinah
2. Sayyiduna Al-Husain keluar menuju kota Makkah di Malam hari untuk menghindari pembaiatan.
3. Ketika orang-orang Kufah (Iraq) mendengar bahwa al-Husain menolak baiat kepada Yazid, maka mereka mengirimi surat kepada sayyiduna al-Husain hingga sebanyak 500an surat, semuanya berisi ajakan atau seruan agar beliau mau berhijrah ke Kufah dan mereka akan bersumpah setia mendukung al-Husain.
Baca juga : Deretan Ritual Kelompok Syiah di Hari Asyura 10 Muharram hingga Melukai Diri
4. Al-Husain mengutus sepupunya Muslim bin Aqil ke kufah, untuk mengecek kebenaran hal itu.
5. Setelah tiba di Kufah, dan mengetahui hakekat berita tsb, Muslim bin Aqil berkirim surat ke al-Hasain untuk mengabarkan kebenaran berita sumpah setia ahli Kufah ke Al-Husain.
6. Yazid memecat Sahabat nabi sayyiduna An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu anhu sebagai gubernur Kufah, karena dianggap melakukan pembiaran terhadap gerakannya Muslim bin Aqil yang pro sayyiduna al-Husain. Lalu diangkatlah gubernur baru namanya ubaidullah bin ziyad (di zaman perang siffin ubaidullah bin ziyad adalah pendukung sayyiduna Ali radhiyallahu anhu).
7. Al-Husain keluar ke kota Kufah beserta keluarga besarnya pada tanggal 8 dzulhijjah, dengan harapan bertemu dg para pendukung setianya.
8. Muslim bin Aqil beserta 4000 pasukan (pendukung al-husain) mengepung istana gubernur ubaidullah bin Ziyad. Pada waktu itu gubernur bersama para sesepuh kufah, Ubaidullah bin Ziyad meminta para sesepuh kufah untuk membuat cara agar pengikut al-husain mau meninggalkan Muslim bin Aqil.