JABAR EKSPRES, BANDUNG – Akademisi Sekaligus Dosen Transportasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Wiku Tama mengungkapkan soal kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan transportasi publik di Kota Bandung, Senin (15/7/2024).
Menurutnya, faktor yang mempengaruhi hal tersebut yakni belum jelasnya headway tiap angkutan massal di Kota Kembang. Sehingga, segala pilihan moda transportasi publik yang ditawarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kurang diminati masyarakat.
“Ada angkot, TMB, TMP dan Damri. Mau bagaimanapun pemkot mencari alternatif angkutan umum bagi masyarakat, kalau headway-nya belum jelas, masyarakat susah untuk tertarik,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (15/7).
BACA JUGA:PT Jaswita Jabar Mundur dari Rencana Pengelolaan Area Komersil Masjid Al Jabbar
Menurutnya, kepastian headway atau interval antar keberangkatan dan waktu tunggu sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kota Bandung. Terlebih, melihat situasi lalu lintas Kota Kembang yang padat, warga membutuhkan informasi tersebut.
“Masyarakat pastinya menakar estimasi keberangkatan. Misal, dari rumah ke tempat kerja butuh berapa menit, ditambah antisipasi macet. Dari situ disesuaikan dengan jam keberangkatan misal TMP, TMB atau mungkin angkot,” ujarnya.
“Nah ini kan yang belum ada. Angkutan di Bandung itu masih random waktunya, plus belum mencakup keseluruhan wilayah. Alhasil penggunaan kendaraan pribadi efektif menjawab itu semua,” tambahnya.
BACA JUGA:Sikapi Kerusakan Alam Puncak, KWP: Panggil Jajaran BUMD!
Maka dari itu, wacana baik pengkonversian angkot maupun Bus Rapid Transit (BRT) diakui tak akan berjalan efektif apabila permasalahan tersebut tak terjawab sama sekali.
Diakui Wiku, dirinya mendukung wacana Dirjen Perhubungan Darat terkait bakal dibuatnya jalur khusus guna tak terganggunya headway moda transportasi tersebut.
Menurut Wiku, apabila hal tersebut terealisasi, lambat laun perpindahan penggunaan kendaraan pribadi ke moda transportasi publik akan masif terjadi.
“Jadi emang harus dibuat jalur khusus agar headway ini tak terganggu sama arus lalu lintas yang ada. Apabila kepastian tersebut mampu dijawab, masyarakat bakal lebih tertarik menggunakan transportasi publik,” pungkasnya. (Dam)