JABAR EKSPRES – Suhu udara akhir-akhir ini dirasakan warga Bandung dan sekitarnya sangat dingin, terutama saat malam dan pagi hari.
Disebagian wilayah di Bandung, seperti di Ciwidey, suhu udara bahkan mencapai 13 derajat celcius.
Padahal jika mengikuti prediksi, saat ini masih memasuki musim kemarau, namum perubahan cuaca ekstrem sudah mulai terjadi.
Jika malam dan pagi hari terasa sangat dingin, maka saat siang, matahari bersinar sangat terik, namun udara tetap tidak sepanas biasanya.
Baca juga : Suhu Pagi di Bandung Semakin Dingin, Ini Ide Sarapan yang Cocok untuk Menghangatkan Tubuhmu
Fenomena ini banyak disebut sebagai bediding, yang ternyata tidak hanya terjadi di sekitar Bandung atau pulau Jawa saja, melainkan juga dirasakan diwilayah lain seperti Bali, NTT dan NTB.
Berdasarkan informasi dari laman Stasiun Klimatologi BMKG, fenomena klimatologi ini normal terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa seperti Jawa bagian selatan, Bali, NTT dan NTB.
Secara ilmiah, fenomena ini terjadi karena adanya proses pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer.
Saat musim kemarau, tutupan awan berkurang dan curah hujan rendah, hal ini mengakibatkan kelembapan udara juga menurun, sehingga uap air di dekat permukaan bumi sedikit.
Dengan kondisi langit yang bersih dari awan, radiasi panas yang dilepaskan bumi tidak terhalang dan langsung menuju atmosfer luar, membuat udara di permukaan terasa lebih dingin.
Baca juga : Suhu di Pagi Hari Lebih Dingin, Berikut Makanan yang Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Fenomena ini diprediksi akan berlangsung selama puncak musim kemarau, yaitu antara bulan Juli hingga September.
Pada periode ini, angin monsun Australia yang kering dan dingin bertiup melewati wilayah Indonesia. Angin ini membawa udara dingin dari Australia, yang pada saat yang sama sedang mengalami musim dingin.
Selain itu, posisi Matahari yang berada pada titik terjauh dari Bumi dalam siklus revolusi juga berkontribusi pada penurunan suhu.
Namun, pengaruh ini tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan faktor-faktor atmosfer lainnya.
Di sejumlah wilayah selatan Indonesia, Jawa bagian selatan, Bali, NTT, dan NTB, suhu udara pada siang hari juga cenderung lebih rendah dibandingkan bulan lainnya.