Intip Produksi UMKM Ecoprint Kota Bandung, Ramah Lingkungan dan Hasilkan Produk Bernilai Jual Tinggi

BACA JUGA: Benarkah Kopi Hitam tanpa Gula Bisa Membakar Lemak Berlebih?

Menurut Teti, hampir semua dedaunan atau tumbuhan bisa dijadikan untuk ecoprint. Semakin menarik warna dan motif daun maka hasilnya akan makin cantik.

Namun bagi Teti, daun jati tetap yang paling menarik untuk ecoprint. Karena mampu menghasilkan warna yang mempesona. Makanya ia sering sekalian berburu daun jati ketika keluar kota.

“Kalau lagi jalan-jalan lalu ada daun jati biasanya minggir dulu dan metik daunnya,” cetusnya.

BACA JUGA: Elf Alami Kecelakaan di Jalan Raya Bundaran Nagrog Bandung, Sopir dan 3 Penumpang Jadi Korban

Tahap selanjutnya adalah pengukusan. Kain dan daun yang sudah ditata itu digulung dan dibungkus plastik serta diikat kencang. Baru kemudian dikukus. Biasanya membutuhkan waktu sekitar dua jam.

Hari itu, Teti juga telah tuntas mengukus sejumlah kain hasil karyanya. Ia sengaja menyulap garasi rumahnya sebagai tempat produksi kain atau kulit ecoprint.

Setelah proses pengukusan, kain-kain itu bisa dibuka dan dilihat hasilnya. Biasanya, Teti tidak buru-buru dalam membuka hasil kukusan kain itu. Teti sengaja menikmati hasil karya itu.

“Saya senang kalau sedang membuka bungkusannya, lihat langsung perpaduan warna dan corak yang dihasilkan,” jelasnya.

BACA JUGA: Apa Yang Harus Dilakukan Saat Indikator Accu Menyala?

Tahap terakhir adalah proses fiksasi. Yakni proses penguatan motif dan warna yang sudah dicetak. Kain bisa kembali direndam pada larutan tawas, dan kemudian dibersihkan dan dijemur.

Selain kain, ecoprint juga bisa diterapkan untuk kulit. Prosesnya secara umum tidak jauh berbeda. “Kalau kulit itu hasil warnanya lebih menawan,” sambung Teti.

Teti melanjutkan, kain dan kulit itu sebenarnya sudah bisa dipasarkan. Tapi memang masih dalam bentuk bahan baku ecoprint. Agar makin memiliki nilai jual, bahan-bahan itu bisa kembali diolah menjadi aneka kerajinan atau produk jadi. Misalnya untuk produk fashion ataupun aneka aksesorisnya.

BACA JUGA: Terima Lampu Hijau, Atang Trisnanto Tancap Gas Tentukan Pasangan untuk Pilkada Kota Bogor

UMKM yang didirikan Teti lebih konsen ke produk aksesorisnya. Makanya berbagai kain maupun kulit hasil ecoprint itu disulap lagi dalam produk-produk aksesoris. Misalnya, tas, dompet, hingga tote bag.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan