Reaktivasi Wisata Dikebut, Dewan Ingatkan Jangan Sebatas ‘Launching’ Semata

JABAR EKSPRES – Reaktivasi sejumlah titik wisata terus digalakkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, selama rentang waktu beberapa bulan ke belakang ini. Dewan menyoroti hal tersebut mesti diikuti dengan konsistensi.

Terlebih lagi, menurut anggota DPRD Kota Bandung Komisi B, Folmer Siswanto, reaktivasi wisata yang dilakukan merupakan program-program lama, di mana yang seharusnya sudah dilakukan pemkot sedari dulu.

Diketahui sejumlah titik wisata di Kota Bandung mulai direaktivasi, seperti Jalan Braga yang dibuat bebas kendaraan, perbaikan Cikapundung Riverspot, Teras Cikapundung, hingga Teras Cihampelas.

“Kalau dari kami melihat bahwa reaktivasi beberapa kawasan ini kan program lama, yang harusnya dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu (selesai),” ungkap kader dari PDIP itu.

BACA JUGA: Hengky Kurniawan Tanggapi Poster Raffi Ahmad, Sebut Suami Nagita Slavina Tak Maju di Pilkada Bandung Barat

Kendati demikian, dirinya mendorong agar Pemkot Bandung bisa tetap konsisten. Yakni menyelesaikan program-program agar punya pengaruh positif bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Saat ini keliatannya lagi berbenah, bergegas menghidupkan kembali, ya kita sambut positif. Tidak ada salahnya di akhir masa jabatan, Pj Walkot punya komitmen kuat sebagai kawasan destinasi wisata,” tegas Folmer.

“Menurut kami ini suatu langkah baik dan harus didukung karena Bandung jadi kota jasa yang salah satu PAD nya dari pariwisata, pajak restoran, dll jadi kontribusinya itu sampai 30-35%,” imbuhnya.

Menurutnya, meski memang reaktivasi ini belum konsisten ramai dan jadi tren wisata baru, namun Folmer melihat reaktivasi jadi salah satu daya tarik baru terutama bagi wisatawan luar kota.

BACA JUGA: Bey Machmudin Sambut Kedatangan 440 Jemaah Haji Kloter 1 di BIJB Kertajati

Dia menambahkan, dengan meningkatnya mobilitas warga luar Kota Bandung. Hal tersebut bisa menjadi motivasi Pemkot agar konsentrasi meningkatnya kunjungan wisatawan.

“Hanya saja, dimana ada keramaian pasti banyak PKL misalnya, ya ini harus ada antisipasi. Kemacetan, jadi dipikirkan juga kantung parkirnya, arus lalin,” tuturnya.

Dia menjelaskan, destinasi wisata yang muncul, diaktifkan, harus dibarengi dengan kegiatan secara berkelanjutan. Sangat disayangkan jika sebuah program reaktivasi disikapi sebagai program yang insidentil semata.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan