JABAR EKSPRES, BANDUNG – Puluhan rusa hidup sehat di Penakaran Rusa Tahura Ir H Djuanda. Mereka hidup di lingkungan yang alami, termasuk mendapatkan suplay makanan melimpah dari Tahura.
Petugas Divisi MMP UPTD Tahura Ir H Djuanda, Rodiana menceritakan, total ada 27 ekor rusa yang kini hidup di penakaran itu. Rinciannya ada 6 ekor rusa jantan, 18 ekor rusa betina. “Lalu ada 3 ekor yang masih belum diketahui kelaminnya, masih kecil,” katanya.
Penakaran itu memiliki luas sekitar 200 meter persegi. Permukaan tanahnya tidak semuanya datar, tapi ada bagian yang meninggi.
BACA JUGA: Satu Mobil Hangus, Polisi Dalami Penyebab Kebakaran SPBU di Nanggung Bogor
Masih sangat alami, karena rumput-rumput liar masih tumbuh di penakaran itu. Bahkan ada di salah satu titik yang memang sengaja rumputnya dibiarkan tumbuh lebat. “Biasanya itu kalau ada rusa mau melahirkan, mereka sembunyi di rerumputan itu. Kalau anaknya sudah jalan baru dibawa ke bawah sama induknya,” sambung Rodiana.
Kawasan penakaran itu tetap dipagar kawat. Tujuannya untuk menjaga rusa-rusa lepas. Termasuk mengantisipasi ancaman binatang buas dari luar penakaran. “Kalau malam sering ada babi hutan, meski bukan predator tapi mengganggu kenyamanan juga,” tuturnya.
Pengelola juga menyediakan area sekitar 10 kali 10 meter di sisi pinggir penakaran. Itu bisa digunakan pengunjung untuk mendekati rusa. Pengunjung bisa berinteraksi dan memberi makan rusa secara langsung.
BACA JUGA: Menilik Penakaran Rusa Tahura Ir H Djuanda, Perjalanan 2,5 Kilometer di Bawah Teduhnya Hutan
Rodiana menguraikan, penakaran rusah itu mulai dibangun sejak 2010 lalu. Pada 2012 datang 8 ekor rusa. Mereka tumbuh hingga berjumlah 27 ekor seperti saat ini. “Tidak ada penambahan, jadi mereka berkembang biak,” jelasnya.
Seperti yang baru-baru ini, 3 ekor rusa masih dalam kategori anak. Makanya mereka masih belum teridentifikasi kelaminnya. Ada 2 ekor berusia 2 bulan dan 1 ekor berusia sekitar satu bulan. “Sengaja dibiarkan dulu tidak diidentifikasi kelaminya, karena kalu tersentuh manusia kadang induknya tidak mau menyusui,” cetusnya.
Rodiana melanjutkan, rusa-rusa itu juga mendapat supay makanan dari kawasan Tahura ini. Makanan utamanya adalah daun atau rerumputan yang juga banyak tumbuh di kawasan Tahura ini. “Untuk makannya tinggal ngarit, banyak di Tahura. Lalu tinggal ditambah konsentrat,” tuturnya.(son)