JABAR EKSPRES – Startup mesin pencari alternatif Google, Perplexity, semakin populer di kalangan pengguna setelah merilis fitur inovatif bernama Pages.
Namun, perusahaan ini baru-baru ini menghadapi protes karena dituduh menyalahgunakan konten dari perusahaan media.
Mereka menyatakan bahwa berita yang muncul di mesin pencari Perplexity, yang diduga diambil dari Forbes, tidak mencantumkan penulis aslinya.
Baca Juga:Dapatkan Saldo Gratis Rp750 Ribu Langsung Cair di 5 Link DANA Kaget Jumat 14 Juni 2024Heboh Bule Sebut IKN Ibu Kota Koruptor Nepotisme
Kekhawatiran ini muncul karena pengguna bisa mengira bahwa artikel tersebut dibuat oleh Perplexity, padahal sebenarnya itu adalah karya asli Forbes.
Menanggapi tuduhan tersebut, Perplexity menyatakan bahwa mereka sedang merancang sistem pembagian pendapatan (revenue-sharing) yang akan disepakati dengan organisasi-organisasi media terkemuka.
Meskipun belum ada pengumuman resmi mengenai detail kerja sama tersebut, Perplexity mengklaim bahwa mereka akan segera menetapkan sistem kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi sumber pendapatan baru bagi industri media, dengan sistem yang berkelanjutan dan tidak bersifat sementara.
Berbeda dengan OpenAI yang membayar perusahaan media di muka untuk menggunakan arsip berita mereka dalam pelatihan model AI, Perplexity berencana untuk menetapkan model pembagian pendapatan yang lebih stabil dan jangka panjang.
Ini dilakukan untuk memastikan bahwa kontribusi media tetap dihargai meskipun kebutuhan data untuk pelatihan AI berkurang di masa depan.
Perplexity, yang diluncurkan pada Agustus 2022, merupakan mesin pencari berbasis AI pertama yang meluncurkan produk AI generatif untuk mencari dan menjabarkan informasi dalam bentuk teks yang lebih relevan.
Baca Juga:7 Minuman yang Baik Dikonsumsi Setelah Makan Daging Saat Idul Adha, Bisa Cegah Hipertensi hingga KolesterolSinergi WINGS for UNICEF Bersama SoKlin Wujudkan Generasi Bersih Sehat, Dukung WASH Memadai di Sekolah
Awalnya, Perplexity tersedia melalui fitur chat pada aplikasi Discord, tetapi kemudian berkembang menjadi situs web sendiri.
Bulan lalu, perusahaan ini meluncurkan fitur Pages yang memungkinkan pengguna mencari informasi dan menyusunnya menjadi halaman lengkap mirip Wikipedia.
