JABAR EKSPRES – Jelang momen Idul Adha 2024, sejumlah lokasi pedagang hewan kurban disorot Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Namun berdasarkan monitoring pihaknya, diketahui bahwa saat ini lebih terkendali.
Menurut Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Wilsandi Saepuloh. Hal ini tampak dari minimnya laporan terkait adanya pelanggaran lokasi penjual hewan kurban.
DKPP Kota Bandung lantas mengklaim, tempat penjualan hewan kurban dari tahun ke tahun lebih tertata rapih. Para pedagang hewan kurban, kini lebih tertib dan melaksanakan aturan dengan baik.
BACA JUGA: DPRD dan Pemkot Bogor Batalkan Raperda Penyelenggaraan Kesehatan
“Kondisi di Kota Bandung, mudah-mudahan lebih baik kedepannya. Salah satu indikatornya adalah mulai berkurangnya jumlah lokasi. Di 2022 ada 220 lokasi, sementara di 2023 ada 113 titik,” ujar Wilsandi saat dikonfirmasi, Rabu (12/6).
Menurutnya, lokasi pedagang hewan kurban di Kota Bandung lebih terorganisir pada tahun ini. Terlebih pengawasan ketat dilakukan guna tidak ada lagi yang berdagang di sembarangan tempat.
Dia menuturkan, adapun para pedagang hewan kurban harus mendapat persetujuan dari kewilayahan setempat sebagai salah satu syarat berjualan. Kewilayahan nantinya memberikan rekomendasi.
BACA JUGA: Fokus Jamin UMKM, Jamkrida Jabar Teken Kerja Sama dengan Jateng dan BPR di Yogyakarta
“Terhitung 2022, Pemkot Bandung mengeluarkan surat edaran (SE) terkait lokasi penjualan hewan kurban. Jadi para pedagang ini harus meminta persetujuan dari kewilayahan,” tuturnya.
Dia menambahkan, DKPP Kota Bandung dengan aparat kewilayahan juga menyoroti soal penentuan lokasi atau wilayah yang layak dijadikan pedagang untuk berjualan. “Nanti kewilayahan yang menentukan lokasi yang layak untuk para pedagang,” tambahnya.
Menurutnya dengan sistem tersebut, para pedagang kini jauh lebih diuntungkan. Karena tempat berjualan yang ditentukan kewilayahan jauh lebih baik. Laik untuk hewan, dengan lokasi yang strategis.
BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Ada 28 Hewan Kurban Dalam Kondisi Sakit di Bandung Barat
“Secara jumlah memang berkurang. Tetapi jumlah populasi penjualan lebih meningkat. Salah satunya, mungkin relokasi yang kita lakukan jauh lebih baik. Baik untuk kesehatan hewan, maupun dari tempat berjualannya yang strategis,” pungkasnya.