JABAR EKSPRES – Polri menindaklanjuti penangkapan buronan nomor 1 kepolisan Thailand Chaowalit Thungduang alis Sia Pang Nanode alias Sulaiman dengan usut pelaku yang bantu membuat KTP palsu untuk buronan warga negara asing tersebut.
Kabareskrim Komjen Pol Wahyu Widada di Jakarta, Minggu (2/6) mengatakan selama pelarian di Indonesia, Chaowalit menggunakan identitas palsu yaitu KTP, kartu keluarga dan akte kelahiran atas nama Sulaiman.
‘’Siapa yang membuat ini sedang kami dalami,’’ kata Wahyu.
BACA JUGA: Akuisisi PSB, Aji Jaya Bintara Buktikan Tekadnya Memajukan Sepak Bola Kota Bogor
Wahyu menegaskan pihaknya peduli dengan persoalan ini karena buronan kepolisan Thailand tersebut, tidak bisa berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggirs, namun bisa dengan mudah mendapatkan identitas sebagai warga negara Indonesia di Aceh.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Chaowalit sendiri mendapatkan identitas palsu dari seseorang berinisial FS yang dikenalkan oleh salah satu saksi di Thailand untuk membantu pelariannya.
‘’Karena kami peduli dengan hal ini, begitu mudahnya orang bisa membuat KTP, apalagi tidak bisa berbahasa Indonesia, tidak bisa berbahasa Inggris, bisa buka buku rekening, ini jadi pertanyaan kami,’’ tuturnya.
BACA JUGA: One Piece Chapter 1116: Imu Akan Menjadi Plot Twist Besar!
Wahyu juga mengungkapkan penyelidikan terkait KTP palsu buronan Thailand ini, akan didalami oleh Polda Aceh dan Polda Sumatera Utara karena Chaowalit setelah melarikan diri dari Thailand ke Aceh lalu ke Sumatera Utara.
Perlu diketahui, Chaowalit merupakan bandar narkoba jaringan internasional yang berada di Myanmar, Thailand, dan Australia.
Ia dipenjara atas tindak pidana narkoba, namun saat berada di rumah sakit pada 22 Oktober 20123 melarikan diri dibantu rekannya.
BACA JUGA: Spoiler Jujutsu Kaisen Chapter 262: Terungkapnya Hubungan Gojo dan Geto yang Semakin Tragis!
Chaowalit juga melakukan penembakan kepada anggota kepolisian Thailand.
Bersarkan hasil penyelidikan, Chaowalit masuk Indonesia melalui jalur laut, menumpang kapal cepat yang berlayar selama 17 jam dari Thailand ke Aceh pada Desember 2023.
Wahyu menjelaskan buronan Thailan tersebut merupakan mafia yang mempunyai kaki tangan yang bisa membantu pelariannya, mulai dari kabur dari penjara hingga mempersiapkan segala kebutuhan saat pelarian ke Indonesia.