Omzet mereka turun drastis karena konsumen banyak terserap oleh PKL yang berjajar mejeng di luar gedung hingga ruas jalan kabupaten.
Akibatnya, dibalik megahnya Gedung Pasar Sabilulungan Cicalengka, ada perekonomian para pedagang resmi yang semakin terpuruk.
“Kenapa Camat tidak berkoordinasi dengan dinas terkait, untuk menyelesaikan persoalan di wilayah?,” tegasnya.
Abah menerangkan, padahal fungsi Camat adalah untuk menjadi jembatan bagi warga, agar ketika ada keluhan atau usulan hingga persoalan di wilayah, dapat dikoordinasikan kepada dinas terkait.
“Supaya bisa didorong realisasi penyelesaian masalahnya. Bukan diam saja mengabaikan masalah yang jelas terlihat tapi dianggap tidak ada masalah,” terangnya.
Abah mengungkapkan, meski PKL tergolong banyak alias menjamur, namun setiap ada kunjungan Bupati Bandung yang saat ini dijabatani oleh Dadang Supriatna, justru keberadaan mereka seakan ditelan bumi.
“Ini enggak tahu bagaimana bisa seperti ini. Setiap ada datang Bupati Bandung, mereka (PKL) tidak berjualan,” ungkapnya.
“Jadi dikira Bupati mungkin Cicalengka tertata baik-baik saja, tidak semrawut dan tidak ada pelanggaran ketertiban,” lanjut Abah.
BACA JUGA: Waspada, BMKG Sebut Indonesia Berpotensi Alami Kekeringan di 2024
Dia berpesan, agar pemerintah dapat melakukan tugas dan kinerja sesuai tupoksinya, dengan harapan Cicalengka bisa tertata dan nyaman bagi warga.
“Karena ini PKL bukan baru ada satu atau dua Minggu. Makanya di kecamatan itu ada Camat, ada Satpol PP juga. Apa gak ada yang pernah lihat PKL berjajar?,” ucap Abah.
“Koordinsikan dong agar Pemkab Bandung yang mengeksekusi, karena tugas kewilayahan di sini Camat untuk berkoordinasi bukan eksekusi,” pungkasnya. (Bas)