Studi: AI Lebih Dipercaya dalam Menyelesaikan Dilema Moral Dibanding Manusia

Penelitian ini memiliki keterbatasan, seperti tidak melibatkan dialog interaktif yang umum dalam aplikasi dunia nyata. Penelitian di masa depan dapat mencakup interaksi yang lebih dinamis dan menyelidiki bagaimana strategi pemicu yang berbeda memengaruhi persepsi respons AI.

Kemudian penelitian ini pun menunjukkan bahwa orang mungkin mempercayai respons AI lebih dari yang seharusnya. Chatbot hanya mengetahui apa yang populer di internet dan bisa memberikan informasi yang salah atau menyesatkan. Ada kebutuhan untuk kebijakan yang memastikan interaksi AI yang aman dan etis.

AI adalah alat yang bisa digunakan secara konstruktif atau destruktif. Perusahaan swasta yang membuat alat ini memiliki banyak kebebasan untuk mengatur diri sendiri, sehingga penting bagi pekerja, orang tua, dan masyarakat untuk mendidik diri mereka tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab.

Sumber: “Attributions toward artificial agents in a modified Moral Turing Test,” ditulis oleh Eyal Aharoni, Sharlene Fernandes, Daniel J. Brady, Caelan Alexander, Michael Criner, Kara Queen, Javier Rando, Eddy Nahmias, dan Victor Crespo.

Baca juga: Kesuksesan Besar! GPT-4o Dorong Pendapatan Aplikasi Mobile ChatGPT ke Puncak

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan