BANDUNG – Pasca kecelakan maut rombongan study tour pelajar SMK Lingga Kencana, Kota Depok yang terjadi di Jalan Raya Ciater, Subang, Sabtu (11/5/2024), hingga saat ini masih menjadi sorotan.
Pasalnya, diketahui bahwa peristiwa yang menewaskan 11 orang terdiri dari 9 siswa, satu guru SMK Lingga Kencana dan satu warga Subang tersebut, disebabkan karena adanya kelalaian dari supir dan ketidaklayakan bus yang digunakan.
Menanggapi hal itu, Ikatan Perusahaan Otobus Jawa Barat (IPOBA) atau para pengusaha bus pariwisata meminta kepada seluruh masyarakat untuk terus memperhatikan legalitas perusahaan kendaraan sebelum menggunakan jasanya.
“Pasca kejadian Ciater kalau secara luas kita tidak terlalu, karena saya yakin anggota di kita (IPOBA) sekarang sudah mempersiapkan seperti legalitas perusahaan atau legalitas kendaraan seperti KIR, STNK, dan kartu pengawasan pariwisata,” ucap Ketua IPOBA, Cipto Prasojo di Bandung, Selasa (21/5).
Usai adanya peristiwa maut tersebut, Cipto mengaku bahwa para pengusaha bus pariwisata di Jawa Barat mulai melakukan pembenahan, karena masyarakat saat ini mulai ketat saat akan menggunakan bus pariwisata.
“Karena penyewa itu sekarang lebih ketat, dulu tidak ditanyakan tahun atau surat-surat (kendaraan yang akan digunakan), tapi sekarang penyewa ingin lebih tahu seperti ada bukti bahwa kendaraan tersebut layak atau tidak digunakan,” ungkapnya.
BACA JUGA:Tragis, Pelajar SMP Tewas Terserempet Bus di Gedebage
Pihaknya memahami kekhawatiran masyarakat terutama pada moda transportasi yang membawa anak-anak mereka, sehingga menjadi hal wajar apabila lebih banyak pertanyaan terkait kelayakan kendaraan.
“Tapi kita paham kekhawatiran mereka yang membawa anaknya, sehingga sering menanyakan apakah bus ini layak atau tidak seperti salah satunya dengan minta data kendaraan yang akan digunakan,” ujar Cipto.
Maka dari itu, Cipto menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk turut aktif dalam melakukan pengecekan atau menanyakan soal legalitas khususnya kendaraan yang akan digunakan.