JABAR EKSPRES – Pikun, atau yang sering dikenal dengan istilah demensia, merupakan kondisi yang ditandai dengan penurunan fungsi otak. Biasanya, gejala yang muncul meliputi kehilangan ingatan, kebingungan, serta perubahan perilaku. Seiring waktu, gejala-gejala ini cenderung memburuk. Namun, tahukah kamu bahwa kebiasaan sehari-hari bisa mempengaruhi risiko terkena pikun?
Menurut para ilmuwan, sekitar 40 persen kasus pikun sebenarnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup tertentu. Berikut adalah lima kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko pikun dan tips untuk menguranginya.
1. Tidak Berolahraga
Olahraga bukan hanya bermanfaat untuk kebugaran fisik, tetapi juga untuk kesehatan otak. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur bisa mengurangi risiko pikun hingga 28 persen. Jadi, cobalah untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari. Kamu bisa memilih aktivitas yang kamu suka, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.
2. Kurang Tidur
Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan otak. Penelitian yang diterbitkan di Nature Communications menemukan bahwa mereka yang tidur enam jam atau kurang setiap malam memiliki risiko 30 persen lebih tinggi terkena pikun dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam atau lebih. Untuk menjaga kualitas tidur, cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, hindari kafein dan gadget sebelum tidur, serta ciptakan lingkungan tidur yang nyaman.
3. Minum Kopi Berlebihan
Meskipun kopi memiliki beberapa manfaat kesehatan, konsumsi berlebihan bisa berisiko. Sebuah studi di Nutritional Neuroscience menemukan bahwa orang yang minum lebih dari enam cangkir kopi sehari memiliki peluang 53 persen lebih tinggi untuk terkena pikun dibandingkan dengan mereka yang minum satu hingga dua cangkir sehari. Cobalah untuk membatasi konsumsi kopi dan pertimbangkan untuk menggantinya dengan minuman yang lebih sehat seperti teh hijau atau air putih.
4. Kesepian
Kesepian tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga bisa meningkatkan risiko pikun. Penelitian di AS menunjukkan bahwa orang yang merasa kesepian memiliki kadar amiloid kortikal yang lebih tinggi, penanda pikun. Untuk mengurangi rasa kesepian, cobalah untuk tetap aktif secara sosial. Ikuti kegiatan komunitas, hubungi teman dan keluarga secara rutin, atau bahkan terlibat dalam kegiatan sukarela.