JABAR EKSPRES – Pasukan Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas kembali terlibat dalam pertempuran sengit di Gaza pada Minggu (12/5). Tentara Israel menggempur habis-habisan kamp Jabaliya, Zeitoun di timur Gaza, serta Beit Hanoun dan Beit Lahiya di utara Gaza. Di selatan Gaza, pertempuran juga berkobar, menciptakan suasana tegang di wilayah tersebut.
Para saksi mata melaporkan serangan udara dan tembakan artileri hampir terjadi setiap saat. “Bombardir dari udara dan darat belum berhenti sejak kemarin, mereka [pasukan Israel] melakukan pengeboman dimana-mana, termasuk di dekat sekolah yang menampung warga,” ujar Zaed, seorang warga di kamp Jabaliya.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Daniel Hagari, menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan untuk merontokkan kemampuan Hamas. “Kami mengidentifikasi upaya Hamas dalam beberapa minggu terakhir merehabilitasi kemampuan militer mereka di Jabaliya,” katanya. “Kami beroperasi di sana untuk menghilangkan upaya-upaya tersebut.”
Hamas disebut berhasil mendapat kembali otoritas di sebagian wilayah di Gaza. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka dilaporkan mengendalikan pasar, menjalankan pengadilan Islam, dan mengintimidasi lawan. Kelompok tersebut juga diketahui menggunakan sisa terowongan untuk menyergap pasukan Israel dan terus menembak roket ke wilayah Israel.
Pertempuran ini berlangsung di tengah agresi Israel sejak Oktober 2023. Selama agresi tersebut, pasukan Israel menyerang habis-habisan warga dan objek sipil seperti kamp pengungsian, rumah sakit, hingga tempat ibadah. Agresi tersebut telah menyebabkan nyaris 35.000 warga Palestina tewas dan ribuan rumah hancur.
Bantuan Kemanusiaan dan Dukungan Internasional
Sementara itu, dalam menyikapi eskalasi konflik ini, beberapa negara dan lembaga internasional telah menggalang bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina yang terdampak. Pemerintah Palestina telah menerapkan langkah-langkah darurat untuk memberikan perlindungan dan bantuan bagi para pengungsi dan korban perang.
Di samping itu, dukungan internasional terus mengalir bagi Palestina. Baru-baru ini, 15 negara anggota NATO menyatakan dukungan mereka terhadap Palestina. Dukungan ini diharapkan mampu memberikan tekanan politik terhadap Israel untuk menghentikan agresi dan memulai dialog perdamaian yang berkelanjutan.
Namun demikian, upaya-upaya perdamaian terus terkendala oleh ketegangan yang terus mewarnai hubungan antara Israel dan Palestina. Meskipun munculnya dukungan internasional, solusi jangka panjang untuk konflik ini masih menjadi tantangan besar bagi komunitas internasional.