Mantan Pemain Persikabo Sesalkan Minimnya Perhatian Pemkab

JABAR EKSPRES – Eks mantan pemain Persikabo era 70 hingga 90 menyesalkan minimnya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab ) Bogor terhadap dunia sepakbola di Bumi Tegar Beriman.

Prestasi tim kesayangan masyarakat di Kabupaten Bogor ini terus melorot, bahkan turun kelas setelah mengalami degradasi ke Liga 2.

Mereka juga menyesalkan minimnya perhatian terhadap para pemain lokal untuk diikutsertakan dalam tim di Liga Utama.

Hal itu dikatakan saat para punggawa mantan Persikabo era 70 hingga 90 memperingati milad pertama komunitas yang tergabung dalam “Sadulur Kabo” di Lapangan Tenis, Komplek Perkantoran Pemkab Bogor, Selasa (14/5).

BACA JUGA: Kuasa Hukum PT Belaputera Intiland Sebut Ahli Waris Tak Bisa Tunjukan Bukti Lahan yang Disengketakan

Ketua komunitas Sadulur Kabo, Hadian mengatakan, para mantan pemain yang umumnya telah mengabdikan diri mereka untuk berjuang menaikkan kelas dan derajat Persikabo dari liga 2, hingga ke Divisi Utama itu, seolah sirna oleh keegoisan manajemen klub tersebut.

“Puluhan dari kami, saat itu telah berjibaku untuk mengangkat derajat sepakbola hingga nama baik Kabupaten Bogor, yang dimulai dari divisi 2 hingga mencuat ke divisi Utama. Namun kini, klub kesayangan masyarakat itu, harus turun kelas lagi ke divisi 2,” katanya.

Sementara itu, Dicki Dompas, yang juga mantan pemain Persikabo, menuturkan, salah satu penyebab turunnya kelas Persikabo, karena tidak adanya pemain lokal yang dipakai oleh manajemen Persikabo.

“Tanpa pemain lokal dari Kabupaten Bogor, maka fanatisme pemain bahkan supporter nya juga seolah sirna, ” ungkapnya.

BACA JUGA: Pasca Habisi Nyawa Ibu Kandung di Sukabumi, Pelaku Sempat Tawarkan Uang Rp300 Ribu ke Tetangga Agar Membunuh Dirinya

Ironis memang, seperti diungkapkan Toni, Jerry, Robby hingga Attu, yang kala itu mempertaruhkan jiwa dan raga nya membela Persikabo, hingga berhasil ke divisi utama, apabila tim ikon Kabupaten Bogor sekarang itu, tidak dihuni oleh pemain lokal.

“Kabupaten Bogor itu terdiri dari 40 kecamatan, yang pembinaan pemain nya sejak dini hingga dewasa, rutin diselenggarakan, namun tak satupun ada bakat mencuat yang dipakai di tim,” paparnya.

Ditempat yang sama sekertaris Sadulur Kabo Weddy menuturkan, perhatian pemerintah sangat minim, terhadap para mantan punggawa Persikabo di era 70 hingga 90 itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan