Doa yang sama juga dikirimkan oleh Puput, salah satu siswi SMKN 1 Legonkulon yang terlibat dalam penanaman mangrove bersama EIGER. Ia mengatakan, ini yang bisa dirinya lakukan bersama teman-teman untuk menjaga rumahnya.
“Kami senang sekali. Kita tanam mangrove supaya banjir rob tidak masuk lagi ke rumah dan sekolah kami. Kalau di sekolah tiba-tiba mendung dan air laut pasang, kami takut sekali karena pasti air bisa masuk sampai ke kelas, pernah sampai setinggi paha,” ujar Puput.
Langkah EIGER berkomitmen menanam dan menjaga mangrove bersama warga Desa Mayangan, baru langkah awal. Satu langkah permulaan EIGER bisa ikut menjaga pesisir Pantura. Menjaga rumah bersama masyarakat pesisir dan habitat alami bagi satwa liar di hutan mangrove.
“Tanaman mangrove merupakan pertahanan alami pantai dengan akar yang kuat sebagai penghalang terhadap banjir dan gelombang badai. Hutan mangrove dapat menyimpan karbon hingga lima kali lebih banyak per hektarenya dibanding hutan tropis. Karbon yang ditangkap disimpan di daun, cabang, akar, dan tanah ekosistem mangrove. Semoga langkah kecil ini bisa membuat EIGER terus belajar tentang tropical adventure, pesan yang menjadi tagline EIGER,” pungkas Jason Wuysang. (*