Cerita Asep Lampu Tagana, Relawan yang Bantu Kelistrikan di Lokasi Bencana Kabupaten Bandung

JABAR EKSPRES – Asep Mustofa atau lebih dikenal dengan panggilan Asep Lampu disebut menjadi simbol kepedulian dan dedikasi dalam dunia kemanusiaan bagi warga Kampung Bobodolan, Desa Rancaekek Kulon, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.

Asep Lampu telah berkecimpung dalam Tanggap Bencana Alam (Tagana) sejak tahun 2012. Selama hampir 12 tahun, ia telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam membantu sesama, mulai dari tingkat RT hingga lintas Kota atau Kabupaten.

Sebagai anggota Tagana Kabupaten Bandung, Asep dikenal memiliki tanggung jawab yang tinggi dan dedikasi yang tidak kenal lelah.

“Dalam kegiatan sosial, baik lingkungan dan kebencanaan sudah dilakukan sejak lama. Tagana ini seperti takdir Allah untuk saya berkecimpung di ruang atau cakupan yang lebih besar lagi,” ungkap Asep Mustofa, atau yang akrab disapa Asep Lampu, saat ditemui di Mako Tagana, Baleendah, Kabupaten Bandung, Minggu (4/5/2024).

Bagi Asep, menjadi bagian dari Tagana bukan sekadar sebuah tugas, namun sebuah panggilan jiwa untuk membantu sesama manusia.

Ia percaya bahwa di setiap diri manusia selalu ada naluri untuk menolong, dan keanggotaannya di Tagana semakin memperkuat keyakinannya akan hal tersebut.

“Pengalaman panjang menyoal kemanusiaan di tengah masyarakat, meyakinkan saya bahwa di setiap diri manusia selalu ada rasa ingin menolong,” tambahnya.

Baginya, Tagana bukan hanya sebuah organisasi, melainkan sebuah wadah di mana mereka saling melengkapi dan saling mendukung dalam menghadapi bencana alam.

Namun, dedikasi Asep tidak terbatas pada tanggap darurat pasca-bencana. Ia juga aktif dalam kegiatan edukasi, terutama di sekolah-sekolah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai upaya pencegahan bencana.

“Praktek langsung dan kesadaran masyarakat merupakan kunci dalam menghadapi bencana,” tegasnya.

Meskipun menjadi relawan Tagana tidaklah mudah, dengan seringnya panggilan tugas yang membuatnya harus meninggalkan keluarganya, Asep tetap memandang hal tersebut sebagai konsekuensi yang wajar.

“Apa yang selama ini saya kerjakan itu bukan untuk kepentingan saya, tapi untuk kepentingan anak cucu saya,” jelasnya

Asep juga tidak terlalu memikirkan tentang insentif dari Tagana, karena baginya yang terpenting adalah pengabdian kepada sesama dan kepedulian terhadap kemanusiaan.

Writer: Agni Ilman Darmawan

Tinggalkan Balasan