JABAR EKSPRES – Dunia sastra Indonesia terbelenggu dalam kesedihan mendalam atas berpulangnya salah satu sosok ikonik, penyair yang begitu disayangi, Joko Pinurbo. Sabtu pagi (27/4), saat sang mentari baru menyapa, Jokpin meninggalkan kita semua.
Di platform X, gelombang duka mengalir deras. Tidak hanya dari kalangan sesama sastrawan, tapi juga dari pejabat pemerintahan hingga netizen yang terpukau oleh kepiawaian sang maestro dalam memadu humor dan ironi dalam bait-bait puisinya.
Okky Madasari, sastrawan ternama, tak mampu menutupi rasa kehilangannya. “Terlalu banyak puisi yang begitu sulit diutarakan hari ini. Selamat jalan guruku, inspirasiku, sahabatku, Joko Pinurbo. Mas Jokpin,” ungkapnya dalam sebuah cuitan, sambil membagikan momen haru saat Jokpin menggendong anaknya.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo menegaskan, “RIP Mas Jokpin. Damai-lah dalam puisi abadi.”
Netizen juga tak ketinggalan menyampaikan rasa kehilangan mereka. Sebagian di antaranya baru saja mengenal karya-karya Jokpin dan kini meratapi kepergiannya dengan sepenuh hati.
“Sedih banget padahal kemarin baru mengenal Pak Jokpin dengan beli dan mulai baca karya-karyanya. Namamu akan selalu abadi di dalam sajak-sajakmu, Pak,” tulis salah satu netizen.
“Innalilahi wa innailaihi Raji’un, semoga beliau diterima di sisi-Nya. Makasih pak udah menjadi sastrawan legend di Indo. Berkat karya-karya Pak Jokpin, saya jadi bisa ngerjain tugas dan mendapatkan nilai yang baik banget,” tambah netizen lainnya, meratapi kepergian sang penyair.
Joko Pinurbo, atau akrab disapa Jokpin, menghembuskan napas terakhirnya di kediamannya di Yogyakarta. Sebelumnya, ia telah menjalani perawatan karena penyakit paru-paru yang dideritanya.
Pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, ini meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang kini harus melanjutkan perjalanan hidup tanpa sosok kekasih hati dan ayah yang penyayang.
Mewakili dunia sastra, kita berduka cita yang mendalam atas kepergian Joko Pinurbo. Namun, semangatnya dalam merajut kata-kata penuh humor dan ironi akan terus menggelora dan menginspirasi generasi-generasi berikutnya.
Selamat jalan, Jokpin. Puisi-puisimu akan selalu mengalun indah di relung hati kita.