“Terkait pengelolaan sampah itu sudah menjadi tanggung jawab perusahaan, dimana perusahaan memiliki aturan kepada semua karyawan untuk tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya.
“Kami punya SOP, dimana pengelolaan sampah itu harus dijalankan dengan baik dan benar. Salah satu yang kita lakukan dengan biopori, kami membuat 41 lubang biopori untuk menuntaskan sampah, dan dalam satu tahun kami dapat mengurai sampah sekitar 4 ton,” imbuh Priyatno.
Dia menjelaskan, dari 4 ton itu diantaranya 3,6 ton sampah organik yang dimasukkan kedalam biopori, sedangkan yang an organik diolah kembali, lalu disumbangkan ke pemulung.
“Artinya sampah-sampah yang kita olah itu sama halnya dengan satu truk sampah. Jadi kita berharap kantor-kantor yang ada di wilayah Bogor, ini bisa melakukan hal yang sama, maka sudah berapa sampah yang kita kurangi. Sampah itu menjadi tanggung jawab kita semua, sehingga harus diselesaikan dari sumbernya,” bebernya.
Ia menekankan, melalui biopori banyak manfaat yang dirasakan, seperti tidak adanya sampah-sampah yang berserakan dan tidak menimbulkan aroma tak sedap. Kemudian, membuat tanah lebih subur, dan mampu menyerap air hujan dengan baik.
“Jadi kalau hujan itu, airnya tidak tergenang. Langsung menyerap ke bawah tanah. Dan kami pun menekankan kepada semua karyawan untuk diterapkan juga dirumahnya masing-masing,” imbuh dia.
Ketua Yayasan Regeneratif Alam Nusantara (Regen), Roni Wang menambahkan, kehadiran Regen untuk memperkuat edukasi kepada para pegawai khususnya petugas kebersihan di lingkungan kantor RMU.
Para petugas dibekali buku panduan khusus tata cara memilah sampah yang dimonitor setiap hari. Sehingga, timbulan sampah dapat tercatat secara akurat dan tereduksi dengan baik.
“Kami mendorong kantor-kantor untuk mengelola sampah secara mandiri. Kita membantu menguraikan problematika yang terjadi di kota-kota salah satunya masalah sampah yang nggak pernah bisa diurai,” kata Roni.
Dalam kolaborasi tersebut, jelas dia, pihaknya mengintsalasi lubang biopori dan mempersiapkan sejumlah fasilitas pendukung. Seperti bak sampah dengan tiga kategori yakni sampah residu, an organik dan organik yang dilengkapi dengan keterangan klasifikasinya, serta kompos bag untuk mengumpulkan sampah dedaunan.