Kota Cimahi Siaga Penumpukan Sampah Pasca Lebaran

JABAR EKSPRESS – H+1 Lebaran, volume sampah di Kota Cimahi mengalami peningkatan. Salah satu penyebab penumpukan sampah di Cimahi adalah penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

Meskipun demikian, Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, mengatakan, TPA Sarimukti ditutup selama 24 jam sehari. Rencananya, akan ada keputusan mengenai jadwal pembukaan TPA Sarimukti selanjutnya.

“Tetapi untuk sampah yang bisa kita olah sendiri, itu bisa kita lakukan terutama dengan beroperasinya TPS Santiong dan yang lainnya, jadi untuk petugas kebersihan tidak libur,” ujarnya baru-baru ini.

Sementara itu menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Chanifah Listyarini mengungkapkan diperlukan usaha daur ulang mandiri untuk mengurangi pengiriman sampah ke Sarimukti yang sedang tutup sementara.

“Cimahi mengadopsi inovasi baru dalam daur ulang tahun ini dengan memperkenalkan pintasan bank sampah atau meningkatkan kapasitas bank sampah,” ucapnya saat dihubungi Jabar Ekspress, Kami 11 April 2024.

Selama bulan Ramadan, menurutnya volume sampah meningkat karena pola belanja masyarakat berubah. Ada lebih sedikit kunjungan ke pasar, namun kebutuhan pokok dibeli dalam jumlah besar untuk disimpan beberapa hari.

Chanifah mengungkapkan, TPS Santiong saat ini sedang melalui tahap uji coba komisioning dalam rangka pengelolaan sampah.

“Proyek Santiong dan Lebaksaat saat ini sedang dalam tahap uji coba komisioning untuk pengelolaan sampah. Target produksinya adalah 50 ton per hari,” ucapnya.

“Selanjutnya, proses operasional akan dilakukan selama 10 bulan oleh Kementerian Pekerjaan Umum,” sambungnya.

Chanifah mengungkapkan, TPS Santiong telah memulai operasinya dengan memulai tahap fase Comm Fest.

“Peralatan pengolahan sampah telah dipasang dengan lengkap, termasuk mesin pemilah sampah, pengering, penghancur, pencampur, dan penekan sampah. Saat ini, sudah terdapat dua line untuk mesin pengolah sampah,” ujarnya.

Sementara itu, Chanifah mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan barang sekali pakai sebagai langkah awal dalam menjaga lingkungan.

“Antara lain mereka harus bijak mengelola sampah dari rumah, itu poinnya. Kemudian yang kedua, tolong ikuti karena untuk mengelola sampah juga perlu biaya, maka tolong ikuti retribusi yang sudah ditetapkan,” tegasnya.

Writer: Firman Satria

Tinggalkan Balasan