JABAR EKSPRES – Seminggu jelang lebaran sepatutnya menjadi momentum naiknya pendapatan pedagang di beberapa pusat perbelanjaan Kota Bandung. Namun hal tersebut nampaknya belum dialami oleh pelaku usaha di Pasar Baru Trade Center.
Salah satu pedagang Pasar Baru, Khofifah menuturkan, kenaikan pengunjung yang terjadi belum sepenuhnya mampu mendongkrak pendapatan seperti hari biasanya.
“Ramepun gak nentu, kebanyakan cuman lihat-lihat aja, terus tanya harganya. Dirasa kemahalan cari yang lain, kebanyakan gitu,” ujarnya kepada Jabar Ekspres, Rabu (3/4).
Selain itu, menurutnya, kenaikan jumlah pengunjung tahun ini dirasa belum sepadat lebaran di tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut mengacu pada banyaknya areal kosong yang tak dipenuhi para pembeli.
“Gak sepadat tahun sebelumnya. Biasanya buat jalan aja susah, sekarang mah terpusat di lantai 1 penuhnya, pedagang atas kaya saya tetap aja kaya biasa,” ungkapnya.
Lewat penuturan yang diberikan oleh salah satu pedagang di Pasar Baru. Jabar Ekspres coba mencari jawaban soal turunnya minat berbelanja masyarakat secara langsung.
*Keberadaan E-commerce jadi salah satu faktor berkurangnya minat masyarakat berbelanja secara langsung*
Menurut Akademisi Fakultas Ekonomi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Ridwan Affandi menuturkan, berkurangnya minat masyarakat membeli produk secara langsung dikarenakan keberadaan e-commerce yang telah menjamur di Indonesia.
Menurutnya, Keberadaan platform tersebut memberikan kemudahan bagi para konsumen. Pun terkait produk yang dicari telah tersedia dengan beberapa fitur yang ada.
“Memang ketika e-commerce ini hadir bakal berdampak pada menurunnya minat masyarakat berbelanja langsung. Sebab, platform ini menyediakan beragam produk yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ujarnya.
“Selain itu juga berbagai kemudahan bisa didapatkan langsung oleh para konsumen. Contohnya perbandingan harga dan kualitas, ini kan udah memberikan dua kemudahan, selain bisa dilakukan dimana saja terus hemat waktu juga,” tambahnya.
Faktor lain yakni perbandingan harga yang jauh berbeda. Menurutnya, dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung yang masih banyak bergulat mengejar standar hidup, harga jadi poin krusial.
“Kalau mengacu pada tarap ekonomi masyarakat Kota Bandung yang masih berada di level serba kecukupan, harga ini jadi faktor pendorong. Sebab, dengan harga murah pun kualitas bisa dikatakan sebanding dengan produk yang ada di pusat perbelanjaan,” ungkapnya