Organisasi Ini Nilai Kondisi Kota Bandung Perlu Dievaluasi

JABAR EKSPRES – Kondisi Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat tengah menjadi sorotan publik, bahkan sejumlah opini serta kritikan masyarakat pun turut dipaparkan, baik terkait lingkungan hingga pemerintahan.

Organisasi kepemudaan Pelajar Mahasiswa XTC Indonesia (PMXI) Kota Bandung menilai, kondisi kewilayahan saat ini perlu jadi perhatian bersama.

Ketua PMXI Kota Bandung, Gema Dzaki mengatakan, para pemuda harus ikut andil untuk mendorong serta memajukan kewilayahan. Mengingat Kota Kembang saat ini dinilai tengah krisis kepemimpinan.

“Yang intinya sih Kota Bandung sedang krisis kepemimpinan auto pilot, enggak ada yang bisa kita percaya untuk menjadi sosok pemimpin daerah,” kata Dzaki, Selasa (26/3).

Menurutnya, kriris kepemimpinan tersebut karena sejak ditinggalnya Kota Bandung oleh kepergian mantan Wali Kota periode 2018-2023, yakni almarhum Oded Mohamad Danial, atau akrab disapa Mang Oded yang meninggal pada 2021 lalu, Kota Kembang diterpa ujian.

“Dengan tertangkapnya Walikota dan Sekda, berarti menandakam masih sangat rawan KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme),” ujar Dzaki.

Dia menilai, Program Bandung Smart City yang menimbulkan kasus penyuapan hingga menjerat eks Wali Kota Bandung, Yana Mulyana dan sejumlah pejabat kedinasan, mengakibatkan tata kelola pemerintahan tidak berjalan efektif.

“Gak hanya rawan KKN, tapi juga tata kelola kota yang masih belum maksimal. Macet dimana-mana. Jumlah kendaraan pada satu segmen jalan dalam satu waktu di Bandung Raya, saat ini sudah menyentuh 48 persen,” beber Dzaki.

Melalui informasi yang dihimpun, pada 2023 Dinas Perhubungan Kota Bandung sempat mencatat, jumlah kendaraan di Kota Bandung ada sekira 2,2 juta unit.

Adapun rinciannya, sebanyak 1,7 juta kendaraan roda dua atau sepeda motor dan 500 ribu unit mobil. Jumlah tersebut nyaris mendekati total penduduk di Kota Bandung yang mencapai 2,4 juta jiwa.

Dzaki menjelaskan, sampah pun turut menjadi perhatian, selain karena di Kota Bandung tidak ada lahan penampungan akhir, kemudian di TPAS Sarimukti sudah overload, membuat Kota Bandung darurag sampah, bahkan rawan penyakit karena sampah menumpuk.

“Drainase yang tidak terkelola dengan baik, sempit saluran air membuat Kota Bandung sering terjadi banjir. Apalagi karena sudah sempir saluran airnya tersumbat akibat sampah,” jelasnya.

Writer: Yanuar Baswata

Tinggalkan Balasan