Atet Handiyana: Kota Banjar Bukan Kota Industri, Wajar Pabrik Gulung Tikar

JABAR EKSPRES – Pebisnis muda asal Kota Banjar, Atet Handiyana menilai, bangkrutnya PT Sung Chang Indonesia disusul oleh PT Albasi Priangan Lestari (PT Alba) wajar, lantaran Kota Banjar secara geografis bukan wilayah industri.

“Perusahaan besar di Kota Banjar tidak akan bisa bertahan lama, lantaran geografis di Banjar itu sulit,” kata Atet pada Rabu, 27 Maret 2024.

Pria yang berencana akan maju sebagai Wali Kota dalam Pilkada Banjar tahun 2024 ini mengatakan, salah satu faktor kebangkrutan pabrik-pabrik di Kota Banjar lantaran besarnya biaya operasional pengiriman barang.

“Kita ketahui, salah satu faktornya adalah besarnya operasional perusahaan untuk pengirimam barang, menuju pelabuhan terdekat saja sangat jauh ke Tanjung Priok. Belum lagi lama waktunya di perjalanan,” ucap dia.

BACA JUGA: PT Albasi Priangan Lestari Terancam Gulung Tikar

Berbeda, katanya, jika perusahaan itu letaknya berada dekat dengan lokasi pelabuhan, akan lebih murah biaya operasionalnya.

“PT Alba itu kan ekspor, sekarang untuk biaya perjalanan saja sudah pasti tinggi. Dari mulai Banjar menuju pelabuhan. Saya berkali-kali menyampaikan bahwa kota ini tidak cocok menjadi kota atau kawasan industri. Jangan berharap kita bisa mengandalkan kedatangan investor untuk membuat pabrik-pabrik,” ujarnya.

Ia menilai meskipun dari sisi UMK paling rendah, tapi faktor UMK atau UMR itu tidak menjadi salah satu faktor utama. Tetap yang utama adalah pengiriman barang. Itu yang paling utama.

Menurutnya, dilihat dari sejarahnya, Kota Banjar itu merupakan kota transit dan perdagangan, bukan kota Industri.

“Makanya dibutuhkan sebuah blue print yang cukup baik untuk pembangunan misalkan pasar induk atau pasar hewan yang harus dikelola dengan sangat baik,” tuturnya.

BACA JUGA: Juru Parkir Kota Banjar Diberi Target Rp1 Miliar, Tapi Seragam Tak Diperhatikan

Ia akan mendorong jika terpilih menjadi pemimpin di Banjar, yakni membuat BUMD seperti perusahaan daerah yang membidangi masalah pasar.

“Jangan seperti sekarang tuh, bikin Perusda seperti Water Park, ngapain itu gak akan ada nilai tambahnya. Saya memaklumi dan saya sudah memperkirakan industri di Banjar ini lambat laun akan runtuh,” bebernya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan