JABAR EKSPRES – Menjelang dan selama bulan Ramadan, takjil menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Takjil, dengan segala variasi rasa dan warnanya, menjadi primadona di meja berbuka puasa. Namun, di balik kenikmatannya, terselip ancaman serius dari takjil berbahaya yang dijual di pasaran.
Dilansir dari laman resmi Universitas Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengungkapkan bahwa lebih dari 10 persen dari takjil yang beredar mengandung bahan-bahan berbahaya. Berbagai zat seperti formalin, rhodamin B, boraks, dan methanil yellow ditemukan dalam sejumlah takjil yang dijual di Pasar Benhil, Jakarta Pusat.
BPOM menekankan pentingnya masyarakat untuk waspada terhadap takjil yang mengandung bahan berbahaya tersebut. Beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari mengonsumsi takjil beracun antara lain kerusakan pada organ hati dan ginjal, meningkatkan risiko kanker, gangguan pernafasan, hingga gangguan pencernaan yang dapat mengganggu aktivitas berpuasa.
Pentingnya Kesadaran Konsumen
BPOM RI melalui akun Instagram @BPOM_RI telah mengimbau masyarakat untuk memperhatikan jenis takjil yang dikonsumsi selama bulan Ramadan. Beberapa bahan yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Rhodamin B
Zat pewarna ini dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati, serta meningkatkan risiko kanker hati dan gagal ginjal.
2. Formalin
Zat beracun ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan mulai dari gangguan pernafasan hingga risiko kanker mulut dan tenggorokan jika digunakan dalam jangka panjang.
3. Methanil Yellow
Merupakan bahan aditif beracun yang tidak boleh tercampur dalam makanan dan sering digunakan dalam permen, kacang-kacangan, dan manisan.
4. Boraks
Senyawa kimia ini, yang umumnya digunakan dalam produk non-pangan, dapat menyebabkan gejala pusing, muntah, mencret, hingga kerusakan ginjal jika dikonsumsi.
Gangguan Kesehatan yang Ditimbulkan
Sejumlah orang melaporkan mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi takjil berbahaya, terutama pada malam hari atau saat sahur. Di antara keluhan yang sering muncul adalah diare di pagi hari dan nyeri ulu hati.
Dengan demikian, penting bagi konsumen untuk memeriksa dengan teliti takjil yang akan dibeli, memastikan bahwa takjil tersebut aman dan bebas dari bahan berbahaya. Jangan sampai kenikmatan berbuka puasa berubah menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Sebelum membeli takjil, pastikan untuk memperhatikan ciri-ciri dan label keamanan yang tertera pada kemasan. Semoga Ramadan kali ini tetap menjadi momen yang penuh berkah dan kesehatan bagi seluruh umat Muslim di Indonesia.