JABAR EKSPRES – Smart Wallet yang diklaim sebagai penghasil uang masih menjadi perbincangan hangat setelah secara resmi dihentikan oleh OJK karena diduga terlibat dalam praktik penipuan dan tidak memiliki izin resmi.
Bappebti dan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI dalam rilis resmi OJK mengungkapkan hasil penyelidikan terhadap Smart Wallet.
Hasilnya menunjukkan bahwa Smart Wallet diduga terlibat dalam penghimpunan dana dengan dalih robot trading/expert advisor melalui skema pemasaran multi-level marketing, dan tidak memiliki izin untuk beroperasi di Indonesia.
Selain Smart Wallet, deretan kasus investasi bodong robot trading sepanjang 2022-2023 banyak ditemukan seperti Auto Trade Gold (ATG), DNA Pro, Net89, Viral Blast, dan Fahrenheit.
Lantas mengapa bisa bermunculan penipuan berkedok robot trading di Indonesia? Simak faktor pendorong munculnya penipuan robot trading berikut ini.
Faktor Pendorong Penipuan Robot Trading
Dilansir dari Bulletin Bappebti, pengamat sekaligus trader, Desmond Wira membagikan faktor-faktor penyebab munculnya penipuan robot trading sebagai berikut:
- Rendahnya literasi finansial masyarakat Indonesia, yang membuat banyak orang sulit membedakan investasi yang legal dan yang tidak.
- Pemanfaatan rendahnya literasi finansial oleh pelaku penipuan untuk menghasut calon korban bergabung dengan dalih investasi berkedok robot trading.
- Keinginan masyarakat untuk mendapatkan profit besar tanpa kerja keras, sehingga menimbulkan ketertarikan pada penawaran robot trading yang menggiurkan.
- Marketing model MLM dan promosi agresif dari upline leadernya turut mempengaruhi ketertarikan masyarakat.
- Kecenderungan masyarakat untuk menginginkan proses instan dalam berbisnis dan kesuksesan, tanpa memperhatikan risiko yang mungkin terjadi.
BACA JUGA: Smart Wallet Disetop OJK, Ini 5 Cara Agar Tak Terjebak Penipuan Robot Trading
Tak hanya itu, menurut Ega Saintya Hanif yang memprakarsai situs kampuspsikologi.com, psikologi masyarakat yang ingin cepat kaya tanpa kerja keras ini dimanfaatkan oleh para pelaku penipuan.
Mereka menjanjikan keuntungan besar dan memanfaatkan ketergantungan masyarakat pada kesuksesan teman atau keluarga yang telah terlibat dalam investasi bodong.