BANDUNG, JABAR EKSPRES – Kasus suap yang dimainkan para pejabat tinggi teras Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menghasilkan asumsi negatif di kalangan masyarakat. Bak Gurita, proyek pengadaan jaringan internet dan CCTV dalam program Bandung Smart City sampai menjerat level Wali Kota, Sekretaris Daerah, Kepala Dinas, bahkan hingga pihak legislator, yakni DPRD.
Ironisnya, praktik kotor ini telah terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun kebelakang. Istilah Fee Proyek muncul tatkala segala langkah prosedural harus ditempuh guna berjalannya sebuah program.
Hal tersebut mulai dari Pembahasan APBD, pengesahan oleh pihak legislator, dan terakhir yakni kesepakatan dengan pihak ketiga terkait fee proyek yang diberikan. Duit haram tersebut nantinya dibagikan sebagai keperluan atensi kepada para pemangku kepentingan.
Mengacu pada hal tersebut, Jabar Ekspres coba menanyakan pandangan masyarakat akan kasus yang menjerat para pekabat Pemkot Bandung.
BACA JUGA: Ramadan Bawa Berkah, Produksi Al-Quran Braille di Bandung Meningkat
Mahasiswa Asal Universitas Pendidikan Indonesia, Sandi Juniar mengungkapkan keprihatinannya akan kondisi Pemkot Bandung saat ini. Bahkan dirinya mencap gagal para penjabat di level pemerintahan.
“Kalau diusut pasti gak hanya ini temuannya, banyak pasti. Saya bacapun bancakan di proyek CCTV ini udah lama. Perbaikan, pembangunan, dan penambahan pun kan katanya dipatok biaya fee kan untuk siapa yang mau menggarap,” ujar Sandi kepada Jabar Ekspres, Selasa (19/3).
“Dari atasnya aja udah gak bener, pejabat yang dibawahnya enak ngatur skenario kan. Wali Kota mah tau cair gatau uangnya hasil apa, akhirnya kena kan kemarin,” lanjutnya.
Selain itu, menurutnya, penetapan Sekda Kota Bandung menjadi tersangka semakin memperparah kinerja para pejabat di level Pemkot Bandung.
BACA JUGA: Kasus Korupsi Redupkan Kepercayaan Publik kepada Pemkot Bandung
“Kemarin Sekda jadi tersangka kan ya, Komplit. Soalnya Sekda kalau gak salah yang megang kendali soal birokrasi. Nah ini nya aja (Sekda) kena, jadi kita mau harepin apa dari Pemkot,” ungkapnya.
Di sisi lain, salah satu Pekerja Kebersihan di Taman Kota Bandung, Eded mengungkapkan ketidakpercayaanya akan label tersangka yang disematkan kepada Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna.