JABAR EKSPRES – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Provinsi Jawa Barat (KAMMI Jabar) melakukan aksi di depan Kantor Bank Indonesia (BI), Kota Bandung pada Kamis, 7 Maret 2024. Aksi itu dilakukan terkait naiknya harga kebutuhan pokok saat ini yang tengah melambung tinggi.
KAMMI Jabar menyayangkan sikap BI yang menaikan suku bunga acuan menjadi 6 persen pada 23 Oktober 2023 lalu. Akibatnya, ekonomi rakyat kecil dari segi konsumsi akan terdampak karena permintaan yang akan berkurang. Lalu, pelaku UMKM juga akan terkena imbasnya karena harus berpikir dua kali dalam mengajukan pinjaman.
“Kami memandang kenaikan suku bunga ini hanya akan menguntungkan industri besar saja karena mengorbankan industri dan rakyat kecil. Sebab, kenaikan bahan pokok pangan yang menjadi sumber kebutuhan utama mereka yang terus naik akibat dari kenaikan suku bunga sebesar 6 persen secara jelas merugikan rakyat kecil,” jelas Ketua KAMMI Jabar, Agung Munandar, di lokasi, Kamis (7/3).
Dia menyayangkan, pemerintah yang seharusnya menaikkan taraf hidup masyarakat kecil, malah menambah beban masyarakat kecil.
“Sebab kebutuhan akan naik. Ini berdampak pula terhadap kenaikan harga bahan pokok di masyarakat sehingga ini jelas-jelas akan menurunkan daya beli masyarakat, harga barang dan jasa cenderung naik akibat dari biaya produksi yang lebih tinggi,” tuturnya.
BACA JUGA: Harga Beras Naik Terus, Aliansi Mahasiswa Sukabumi Geruduk Kantor Wali Kota dan DPRD
Ternyata, kenaikan dari suku bunga oleh BI berdampak cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat, terutama di Jawa Barat. Sejak kenaikan suku bunga ini, inflasi Provinsi Jawa Barat terus mengalami kenaikan, yakni November 2,85; Desember 2,48; Januari 3,02; dan Februari 3,09.
Menurut Yusron Hidayat selaku Kabid Kebijakan Publik KAMMI Jabar, harga bahan pokok di sejumlah pasar di Jawa Barat tengah mengalami kenaikan per Maret ini.
“Beras saja di angka Rp16.875 per kg atau naik 5,11 persen. Terus, telur ayam naik menjadi Rp28.600 per kg. Belum lagi beberapa kebutuhan lainnya yang naik signifikan,” terang Yusron Hidayat di lokasi yang sama.
Dia mengungkapkan, kenaikan harga bahan pokok ini merupakan pukulan telak bagi pemerintah di tengah perekonomian Jawa Barat yang cenderung stagnan.