Kurang dari Sepekan, KBB Dilanda Tiga Bencana Besar

JABAR EKSPRES – Kurang dari sepekan, wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dilanda bencana mulai dari banjir, longsor, hingga angin puting beliung.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat (BPBD KBB), sebanyak 3 kejadian bencana tersebut terjadi di tiga kecamatan, yakni Cipatat, Cikalong Wetan, dan Parongpong.

Pada Jumat 16 Februari 2024, longsor menerjang Jalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling. Akibatnya, akses penghubung Rajamandala-Saguling tersebut lumpuh tak bisa dilintasi kendaraan.

Selain menerjang wilayah Kecamatan Cipatat, banjir dan longsor juga pada Jumat 16 Februari 2024, menerjang kawasan Kecamatan Cikalong Wetan. Akibatnya, sawah warga tersapu banjir dan rumah warga rusak karena longsor.

BACA JUGA: Sektor Pertanian di Kabupaten Bandung Harus Terus Diperhatikan

Sementara pada Minggu 18 Februari 2024, angin puting beliung menerjang wilayah Kecamatan Parongpong. Akibatnya, dua bangunan terdiri dari green house dan pabrik tahu mengalami kerusakan.

“Selama 3 hari, Bandung Barat dilanda bencana besar. Mulai dari banjir, longsor, hingga angin puting beliung,” kata Plt Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KBB, Asep Sehabudin saat dikonfirmasi, Senin 19 Februari 2024.

Ia menjelaskan, peristiwa banjir dan longsor yang terjadi seusai wilayah Bandung Barat diguyur hujan selama tiga jam. Untuk Kecamatan Cipatat tepatnya di PLTA Saguling, sedikitnya terdapat 6 titik longsor yang menutup ruas jalan Rajamandala-Saguling.

“Kita sudah menurunkan alat berat dalam mengevakuasi material longsor di Jalan PLTA Saguling,” katanya.

BACA JUGA: Longsor Tutupi Jalan Kolonel Masturi KBB, Berikut Jalur Alternatifnya!

“Kendaraan yang terjebak sudah dievakuasi. Namun akses masih tertutup material longsor,” tambahnya.

Sementara, ujar Asep, banjir dan longsor menimpa kawasan Cikalong Wetan, terjadi akibat adanya saluran drainase yang tak berjalan normal. Akibatnya, air yang berada di tepi sawah meluap hingga membanjiri area di sekitar.

“Berdasarkan assesment petugas lapangan, aliran air selokan yang berada di tepi sawah tersumbat sampah di arah hilir, sehingga air meluap dan menggenangi persawahanndi wilayah tersebut,” jelasnya.

Setelah warga kerja bakti, jalan akhirnya bisa dilewati pada Sabtu pagi, pukul 9.00 WIB. Sementara padi yang baru ditanam sekira 15 hari itu rusak karena tersapu air dan tertutup lumpur.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan