Kreasi Sampah Daur Ulang Warnai TPS di Kampung Liongenteng

JABAR EKSPRES – TEMPAT menentukan calon pemimpin negeri, serta mencoblos surat suara yang berisi calon wakil rakyat di legislatif, tidak selamanya kelewat serius. Terkadang berwarni-warni dan riang. Pesta demokrasi selayaknya pesta sebagaimana umunya. Meriah dan menyenangkan.

Muhamad Nizar, Jabar Ekspres.

Sejumlah sampah berjenis anorganik terpajang rapi di tempat pemungutan suara (TPS) 25 yang berada di Kampung Liongenteng, Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, pada Rabu (14/2). Kreasi limbah tersebut mewarnai seisi ruangan yang tiap hari digunakan sebagai aula rukun warga.

Sampah-sampah tersebut sudah beralih fungsi, kini menjadi hiasan dan semarakkan ajang Pemilu 2024 di Kota Bandung. Dinding dan menuju ruang aula, dipenuhi warna-warni pernak pernik daur ulang sampah yang sudah dikumpulkan warga berhari-hari.

BACA JUGA: Siliwangi: Stadion Bersejarah dan Catatan Hitamnya

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 25 Liogenteng, Sandi Syarif menuturkan, pihaknya ingin turut serta mendukung pengelolaan dan pengolahan sampah yang digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung

Lantas, pernak-pernik yang dimulai dari taplak meja, karpet terbuat dari kemasan kopi, tutup botol minum kemasan dijadikan ornamen tulisan, bekas galon dijadikan hiasan vas bunga dan aquarium. Saat ini menjadi keunikan di TPS 25 Liongenteng.

“Pemerintah Kota Bandung sudah sosiasisaikan harus memilah sampah dari rumah, kebetulan di Kelurahan Nyengseret sudah ada Bank Sampah semenjak Juli Tahun 2023,” ungkap Sandi kepada wartawan, Rabu (14/2).

BACA JUGA: Unik! Hiburan Gratis Ala Masyarakat Bandung Timur

“Jadi daripada sampah itu dibuang lebih baik dijadikan barang-barang yang bisa bermanfaat contohnya seperti pernak pernik ini,” sambungnya.

Selain itu, kreasi sampah anorganik tersebut pun diharapkan mampu menyadarkan masyarakat. Bahwa limbah yang dianggap tidak berguna itu, ternyata masih bernilai. Hingga mengajak masyarakat untuk ikut memilah sampah dan mengolahnya.

“Semoga setelah mereka datang ke TPS dan melihat pernak pernik dari daur ulang sampah, masyarakat bisa ikut memilah sampah dengan benar,” ujar Sandi.

“Biar mereka juga tahu, jika sampah olahan tetap bisa dijadikan dekorasi yang bernilai dan memiliki nilai jual. Enggak semua barang bekas itu harus dibuang. Bisa juga dimanfaatkan, termasuk supaya lebih semangat lagi memilah sampah,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan