Analisis BMKG, Warga Kabupaten Bandung Masih Dihantui Bencana di Tengah Musim Hujan

KAB BANDUNG, JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menganalisis bahwa musim hujan belum usai, maka potensi ancaman bencana banjir masih menghantui warga di wilayah Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayyu mengatakan, di tengah musim penghujan, untuk sementara ini pihaknya melakukan analisa pertumbuhan awan.

“Di Kabupaten Bandung dan kabupaten/kota sekitarnya, terdapat beberapa pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif,” kata Rahayu kepada Jabar Ekspres, Selasa (23/1).

Dijelaskan, pertumbuhan awan konvektif yang dimaksud itu, yakni suhu muka laut (SST) yang relatif hangat di sekitar perairan Indonesia.

Karenanya, Rahayu menyampaikan, hal tersebut dapat meningkatkan potensi suplai uap air ke wilayah Indonesia, termasuk daerah perairan di Jawa Barat bagian Utara dan Selatan.

“Kelembapan udara pada lapisan 850 mb (satuan milibar) dan 700 mb wilayah Jawa Barat relatif lembap, yaitu 55 sampai 96 persen,” jelasnya.

BACA JUGA: Antisipasi Hujan, Pemkot Siapkan Gedung Pemerintah Hingga Sekolah Saat Pemilu

Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, untuk labilitas atmosfer pada skala lokal, dari analisis pihaknya mencatat yakni berada pada kategori labil sedang hingga kuat, di wilayah Jawa Barat termasuk Kabupaten Bandung.

“Tapi sampai sekarang pola cuaca di Jawa Barat termasuk Kabupaten Bandung masih dipengaruhi oleh pertumbuhan TC (Tropical Siklon) Anggrek,” terangnya.

Dampak dari pengaruh pertumbuhan TC Anggrek, diungkapkan Ayu, bisa mempengaruhi peningkatan kecepatan angin dan potensi hujan antara pagi dan siang hari yang disertai angin.

“Dari analisis streamline, kami mencatat kalau pola angin wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan arah didominasi angin Baratan, terutama di antara siang, sore dan malam hari,” ungkapnya.

Ayu menyampaikan, terkait kondisi musim hujan saat ini Kabupaten Bandung memasuki dasarian II, yakni dikategorikan awal penghujan yang ditandai dengan pertumbuhan awan rendah atau disebut juga culumus.

BACA JUGA: Puncak Musim Hujan Kian Dekat, Pemkab Bandung Lakukan Langkah Antisipasi

“Pertumbuhan awan-awan rendah ini dapat tumbuh menjadi awan-awan konvektif atau cumulunimbus signifikan, yang berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan