Pelaku Wisata di KBB Diimbau Terapkan Manajemen Krisis Pariwisata

JABAR EKSPRES – Para pelaku wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) diminta untuk menerapkan konsep manajemen krisis kepariwisataan terhadap potensi bencana imbas dari cuaca hidrometeorologi.

Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Kabupaten Bandung Barat (KBB), David Oot mengatakan, dengan menerapkan manajemen krisis pariwisata, pengelola dapat mengetahui langkah ataupun antisipasi gangguan akibat bencana alam.

“Diharapkan dengan mereka menerapkan manajemen itu bisa meningkatkan potensi kewaspadaan terhadap bencana seperti banjir, angin kencang, dan longsor,” kata David Oot saat dihubungi, Minggu 21 Januari 2024.

Berdasarkan data dari Disparbud KBB, pada 2020 lalu, bencana non alam seperti pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya penurunan keberlangsungan pariwisata di KBB maupun di tanah air. Lalu, jumlah wisatawan mancanegara pun mengalami penurunan sebesar 75,03 persen dibanding tahun sebelumnya dan wisatawan nusantara (wisnus) turun sebesar 27,36 persen.

BACA JUGA: Bak Bom Waktu, Sesar Lembang Bakal Ratakan Bandung Raya

Karena itu, dalam menerapkan manajemen krisis kepariwisataan, tak hanya asal. Melainkan harus juga memakai skema penanganan bencana faktor alam, non alam, maupun karena human error.

“Ini harus mulai diterapkan, karena bencana alam dampaknya dapat merusak keberadaan sarana dan prasarana destinasi pariwisata,” katanya.

Selain merusak sarana dan prasarana, tak sedikit juga terjadinya terjadinya banyak korban karena ketidaksiagaan akibat terjadinya bencana yang tidak terduga.

Selain itu, ia menambahkan ada bencana akibat perbuatan manusia terkait dengan kegiatan wisatawan ataupun masyarakat yang melayaninya. Contohnya, vandalisme seperti grafiti pada situs peninggalan sejarah atau sumber daya alam lainnya. Hal tersebut dinilai bisa juga menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan menurun.

“Persoalan yang ditimbulkan akibat bencana dapat berdampak secara lokal, regional, ataupun nasional. Bisa merusak citra destinasi pariwisata ataupun membuat pariwisata kolaps,” ujarnya.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi Tempat Camping Bandung dengan Perpaduan City Light dan Hutan

Oleh karena itu, kata dia, dibutuhkan mitigasi bencana untuk tujuan menjaga keselamatan pengunjung destinasi pariwisata sekaligus menyelamatkan usaha pariwisata. Seperti melalui peningkatan pelayanan bagi pengunjung, pembentukan pos terpadu, peningkatan persepsi keselamatan, dan meningkatkan kapasitas manajemen otoritas lokal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan