JABAR EKSPRES – Pada hari Rabu (10/1), sekolah dan toko-toko di Ekuador tutup, dan banyak orang tinggal di rumah karena adanya serangan bersenjata di stasiun televisi dan upaya pemerintah untuk memerangi geng narkoba yang mencemari negara tersebut.
Presiden Daniel Noboa mengeluarkan dekrit yang menyatakan negara berada dalam “konflik bersenjata internal” dan mendeklarasikan geng narkoba sebagai kelompok teroris.
“Kami berada dalam keadaan perang dan kami tidak bisa menyerah,” kata Noboa dalam sebuah wawancara dengan Radio Canela pada hari Rabu, melansir dari laman AP.
Pemerintah menetapkan keadaan darurat nasional dan memerintahkan pasukan keamanan untuk menjaga rumah sakit, angkutan umum, dan kantor berita.
“Kami berjuang melawan kelompok-kelompok teroris yang terdiri dari lebih dari 20.000 orang,” kata Noboa.
Baca Juga: Geng Bersenjata di Ekuador Serang Stasiun TV saat Siaran Langsung!
Noboa menekankan bahwa pihak berwenang tidak akan menyerah dalam perang melawan kelompok teroris dan mengancam akan menganggap hakim, jaksa, dan pejabat yang berkolaborasi dengan geng sebagai bagian dari jaringan teroris.
Meskipun Ekuador sebelumnya relatif damai, negara ini menjadi tujuan para pengedar narkoba yang berasal dari negara-negara yang lebih termiliterisasi. Beberapa warga meminta pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih keras terhadap kelompok bersenjata tersebut dan mencontoh langkah yang diambil oleh El Salvador dalam memerangi geng.
Namun, beberapa ahli memperingatkan bahwa militerisasi negara hanya akan memperburuk situasi dan menciptakan spiral kekerasan yang lebih intens. Keberhasilan El Salvador dalam mengurangi kekerasan kriminal setelah menangguhkan hak konstitusional telah menjadi contoh yang kontroversial karena melibatkan penangkapan massal terhadap banyak orang yang diduga sebagai anggota geng, termasuk banyak yang tidak bersalah.
Para peneliti juga menjelaskan bahwa upaya untuk menumpas geng narkoba dengan cara militer dapat menghasilkan pemecahan kelompok-kelompok tersebut menjadi lebih banyak faksi dan menyulitkan pihak berwenang untuk membongkar organisasi kriminal secara keseluruhan.
Meskipun langkah-langkah ekstrem mungkin terlihat logis dalam jangka pendek, ada bahaya bahwa pendekatan ini hanya akan memperburuk situasi dalam jangka panjang.