JABAR EKSPRES – Siapa yang tak tahu dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau biasa kita sebut Whoosh? Ternyata pemerintah Indonesia dan masyarakat mendapatkan 3 keuntungan naik kereta cepat ini selain pada penjualan tiket.
Desain yang Memikat, Kecepatan yang Mengagumkan, dan Keuntungan Lainnya dari Whoosh
Seiring rampungnya proyek KCJB, kita melihat kemunculan moda transportasi umum yang tidak hanya cepat, tetapi juga berkelas. Sebelumnya, LRT dan MRT mengalami drama dan kritik, namun sukses besar. Apakah kereta cepat akan mengikuti kesuksesan tersebut? Ternyata, ada keuntungan lain selain dari tiket.
1. Meningkatnya Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata menjadi fokus utama, mengambil contoh dari Jepang yang berhasil dengan shinkansen. Sebelumnya, perjalanan Tokyo-Kyoto memakan waktu 6-8 jam, tetapi dengan shinkansen, dapat diselesaikan dalam 2-5 jam. Hal ini meningkatkan kunjungan wisatawan, menciptakan dampak ekonomi signifikan, dan mendukung pertumbuhan di wilayah tersebut.
Bagaimana dengan Bandung dan Jakarta? Dengan adanya penyelenggaraan Piala Dunia U-17 di Indonesia, Jakarta dan Bandung dapat menjadi pusat perhatian, menciptakan promosi bagi Indonesia secara keseluruhan. Wisatawan lokal dan asing mungkin memilih kereta cepat untuk pengalaman yang berbeda, terutama dalam situasi yang mendesak.
2. Sektor Properti Meningkat
Keuntungan kereta cepat juga dapat meningkatkan nilai investasi properti di daerah yang dilayani. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas hidup yang lebih baik dapat mengakibatkan peningkatan permintaan tempat tinggal, sehingga meningkatkan harga properti. Contohnya, kota Lille di Prancis mengalami perkembangan pesat setelah TGV menghubungkannya dengan kota-kota besar lainnya.
Potensi serupa dapat terjadi di sekitar stasiun kereta cepat di Bandung dan Jakarta, menciptakan peluang pekerjaan baru dan meningkatkan nilai properti di daerah tersebut.
3. Meningkatkan Pendapatan Pajak
Pengembangan dan operasionalisasi kereta cepat dapat memberikan kontribusi besar pada pendapatan pemerintah. Transaksi terkait kereta cepat, seperti penjualan tiket dan bisnis terkait lainnya, dapat menghasilkan pajak tambahan. Pendapatan dari penyewaan atau lisensi penggunaan aset infrastruktur juga dapat menjadi sumber pendapatan.
Jepang, dengan sistem shinkansen, menunjukkan bahwa kereta cepat dapat menjadi sumber pendapatan besar bagi pemerintah. Pendapatan dari penjualan tiket, pajak penjualan, bisnis terkait, sponsor, dan iklan memberikan kontribusi signifikan pada kas negara, memungkinkan pemerintah untuk berinvestasi di sektor transportasi lainnya atau proyek infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat.