Gempa Sumedang: Ancaman Dari Sesar Aktif yang Belum Terpetakan

JABAR EKSPRES – Wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diguncang tiga kali gempa bumi dangkal. Gempa terakhir berkekuatan 4,8 magnitudo dan pusatnya berada di sekitar 1,5 kilometer timur Kota Sumedang. Gempa ini dirasakan hingga ke wilayah Bandung dan Subang, pada (31/12).

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa gempa-gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan. Sesar ini terletak persis di kota Sumedang, sehingga kerusakan yang terjadi akibat gempa juga berada di sekitar pusat kota.

BACA JUGA: Gempa Sumedang Guncang Suasana Tahun Baru, 53 Rumah Rusak

“Jadi gempa ini terletak persis di kota Sumedang sesuai dengan lokasi kerusakan yang terjadi, sehingga gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam konferensi pers di kanal YouTube BMKG, Senin (1/1) dini hari.

Gempa dangkal seperti yang terjadi di Sumedang cukup berbahaya, terutama jika terjadi di pemukiman padat penduduk. Hal ini karena gempa dangkal memiliki getaran yang lebih kuat dan dapat memicu kerusakan bangunan yang tidak tahan gempa.

“Karena kedalamannya yang sangat dangkal, terjadi persoalan karena banyaknya sekali rumah-rumah yang dibangun tidak tahan gempa,” kata dia.

BACA JUGA: Gempa Sumedang Retakan Dinding Terowongan Tol Cisumdawu

Daryono mengimbau masyarakat di wilayah Sumedang dan sekitarnya untuk memperhatikan aspek ketahanan terhadap gempa saat mendirikan bangunan. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi gempa susulan dan longsoran.

“Ke depan wilayah Sumedang perlu membangun rumah tahan gempa dan memiliki rujukan yang sesuai apabila terjadi gempa besar, sehingga rumah tahan gempa jadi solusi aman saat terjadi gempa,” kata Daryono.

Gempa di Sumedang menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam. Kita perlu meningkatkan kesadaran akan risiko bencana dan mengambil langkah-langkah mitigasi untuk meminimalisir korban jiwa dan kerugian.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan