Kenali 5 Ciri dan Contoh Sampah Residu, Usai Darurat Sampah Kota Bandung Dicabut

JABAR EKSPRES –  Apa saja contoh sampah residu? Sebagaimana diketahui, masa darurat sampah di Kota Bandung berakhir pada 26 Desember 2023.

Namun Pemkot Bandung tetap mempertahankan pengelolaan dan pengolahan sampah mandiri sebagai kebijakan baru.

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna juga menegaskan bahwa pencabutan status darurat sampah tidak berarti kembali ke pola lama. Pengelolaan sampah di Kota Bandung harus tetap mandiri dengan basis kluster.

Bahkan ia menekankan Tempat Pemrosesan Sampah (TPS) hanya untuk sampah residu.

“Kami tegaskan sekali lagi, TPS hanya untuk sampah residu, penanganan berbasis kluster harus lebih ditingkatkan. Energi kita harus kuat,” ujar Ema Sumarna dikutip dari laman Pemkot Bandung, Kamis (28/12/2023).

Nah, bagi masyarakat yang belum mengetahui apa itu sampah residu, yuk ketahui penjelasan dan contohnya di bawah ini.

Apa Itu Sampah Residu?

Seperti yang disampaikan dalam akun Instagram @dlh_kotabandung, sampah residu, juga dikenal sebagai sampah non-recyclable atau tidak dapat didaur ulang.

Sampah residu ini merupakan jenis sampah yang sulit bahkan tidak dapat diproses kembali menjadi bahan yang dapat digunakan kembali.

Pengelolaan limbah jenis ini kerap menjadi tantangan karena memerlukan penanganan khusus untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

BACA JUGA: RESMI! Status Darurat Sampah Kota Bandung Dicabut

Ciri Sampah Residu dan Contohnya

1. Kemampuan menyebabkan kerusakan pada mesin daur ulang menjadi salah satu ciri sampah residu.

Contohnya seperti plastic wrap atau cling wrap yang sangat fleksibel dan tipis sehingga rentan terbelit di dalam mesin.

2. Sampah residu, seperti popok/pembalut bekas pakai dan tisu bekas pakai, memiliki potensi sebagai sumber penyakit dan dapat mengkontaminasi material lain selama proses daur ulang.

Sampah-sampah ini mungkin membawa liur, kotoran, dan darah.

3. Karakteristik biaya yang tinggi terkait dengan proses daur ulang menjadi faktor penyebab material dianggap sebagai sampah residu, seperti pada bahan tekstil.

Proses mendaur ulang bahan tekstil memerlukan teknologi yang kompleks, biaya yang cukup tinggi, dan penggunaan energi yang cukup besar.

BACA JUGA: Masa Darurat Sampah Berakhir, Pengolahan Dipastikan Tetap Massif

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan