JABAR EKSPRES – Pemerintah Provinsi Papua (Pemprov Papua) menyampaikan rasa menyesal terkait insiden kerusuhan yang terjadi setelah jenazah almarhum Lukas Enembe tiba di STAKIN Sentani.
Yohanes Walilo, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua, mengungkapkan pada hari Kamis bahwa insiden tersebut seharusnya tidak terjadi, terutama di tengah suasana berduka atas meninggalnya mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe.
Walilo menekankan pentingnya menjaga citra baik Lukas Enembe, mengingat kontribusinya yang besar selama hidupnya di tanah Papua. Dia menyayangkan bahwa insiden kecil tersebut terjadi di luar kendali pihaknya.
BACA JUGA: Bawaslu Kota Bandung Kawal Pendamping Pemilih ODGJ Jangan Sampai Ikut Masuk Bilik
Setelah meninggalkan STAKIN Sentani, jenazah akan diantarkan ke Koya Tengah, Kota Jayapura. Walilo meminta agar tidak ada lagi insiden kerusuhan yang terjadi dalam prosesi tersebut.
Sebagai orang adat dan warga Papua, Walilo menegaskan pentingnya menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai dan budaya Papua, terutama dalam situasi duka seperti ini. Dia berharap agar tidak muncul stigma atau prasangka negatif terhadap orang Papua, dan menyerukan perubahan perilaku menuju gambaran toleransi di seluruh Indonesia.
Walilo menambahkan bahwa apa pun yang telah terjadi, hendaknya dibiarkan berlalu. Namun, setelah perjalanan dari STAKIN Sentani ke Kota Jayapura, semua pihak harus tetap menjaga kedamaian bersama.
BACA JUGA: Melalui Gerakan Pangan Murah Dispangtan Kota Cimahi Mendukung Pelaku Usaha Pertanian
Dalam konteks mengantar jenazah Lukas Enembe ke tempat peristirahatan terakhir di Koya Tengah, Walilo menekankan pentingnya menjaga nama baik dan warisan prestasi yang telah dicapai oleh almarhum, serta menghormati keluarga yang ditinggalkannya.
Saat berita ini disampaikan, rombongan pembawa jenazah telah bergerak dari STAKIN Sentani menuju Koya Tengah, Muara Tami, Kota Jayapura, Papua pada Kamis, 28 Desember 2023.