Berebut Lahan Bisnis Masjid Al Jabbar yang Menggiurkan

BACA JUGA: Menyoal Pembangunan Fly Over dan JPO Ciroyom, Nasib Cagar Budaya Gimana?

LPM Cimincrang Minta Tetap Dilibatkan Pengelolaan

Wacana terkait pengelolaan area komersil Masjid Raya Al Jabbar oleh PT Jaswita itupun mendapat respon dari LPM Cimincrang. LPM yang sejauh ini menaungi aspirasi warga setempat agar bisa terlibat dalam kegiatan usaha di area Masjid Al Jabbar.

Ketua LPM Cimincrang Yusuf Irawan mengungkapkan, secara prinsip pihaknya setuju – setuju saja terkait pihak manapun yang bakal mengelola sejumlah area komersil di Kawasan Masjid Al Jabbar. “Baik – baik saja itu (wacana dikelola PT Jaswita.red). Siapapun tidak masalah,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis (21/12).

Namun, lanjut Yusuf, ia tetap meminta terkait urusan di lapangan tetap dilimpahkan ke pihaknya. Artinya pihaknya menjadi sub kerja terkait pengelolaan tersebut. “Pengelolaan di lapangan diserahkan ke kami. Kami akan kelola dengan profesional,” tegasnya.

Yusuf menjelaskan, permintaan itu juga bukan tanpa alasan. Tujuannya adalah agar tetap bisa memprioritaskan warga sekitar untuk bisa berkaya di area komersil di kawasan masjid tersebut. Mulai dari petugas parkir, berdagang di area parkir c atau parkir bus, petugas kebersihan, hingga wahana wisata odong – odong yang kini sudah biasa operasional di area itu. “Warga sekitar tetap perlu diprioritaskan,” cetusnya.

LPM Cimincrang bersama warga sekitar sebenarnya juga telah memiliki sejarah terkait pengelolaan sejumlah area komersil di kawasan masjid tersebut. LPM Cimincrang termasuk yang menginisiasi Panser. Yaitu kumpulan jukir dari warga sekitar saat masa awal berdirinya masjid tersebut. Panser lahir sesaat setelah dibukanya Masjid Al Jabbar untuk umum. Waktu itu pengelolaan parkir, pedagang kaki lima, hingga lalu lintas masih semrawut.

Saat ini, pengelolaan parkir kawasan Masjid Al Jabbar ada di tangan Koperasi Kodim. Sebagaimana hasil kontrak kerja sama antara Pemprov Jabar dengan Kodam III Siliwangi.

Selain Panser, LPM juga membentuk dua kelompok lain. Yakni, Satgas yang fokus mengelola perdagangan atau Pedagang Kaki Lima (PKL) dinamai Ciber. Dan satgas yang fokus untuk kegiatan wisata dinamai Pokdarwis.

Tinggalkan Balasan