“Meskipun infrastruktur penyediaan fasilitas mungkin masih perlu diperbaiki, tapi memang sarana prasanannya masih belum sempurna,” jelasnya.
Saat ini, penyelesaian Cimenteng memasuki tahap kedua, karena kendala anggaran dan lahan yang terbatas, sekitar 6.000 meter persegi di bawah 1 hektar. Lahan tersebut merupakan milik masyarakat dan diharapkan dapat diperluas dengan menggabungkannya dengan Taman Kehati.
BACA JUGA: Pujian Menparekraf RI untuk Wisata Militer dan Kampung Adat Cireundeu
“Mungkin kita kerja sama dengan pihak swasta, seperti di Cibeber ada Situ Ciseupan. Jadi investor itu lihat mungkin di bikin cafe dengan berbasis alam, itu sudah muncul beberapa cafe yang dijadikan destinasi wisata,” ungkap Achmad.
Kendati demikian, Achmad menjelaskan akan menciptakan sesuatu yang unik dibandingkan dengan daerah wisata lainnya. Saat ini, pencapaian target masih berada dalam kisaran 60%-65%. Rencana tersebut pun melibatkan pembangunan fasilitas pertunjukan seni.
“Perkiraan rampung diusahakan tahun depan, sekarang juga sudah ada yang pakai dan memanfaatkan ekowisata Cimahi untuk berkumpul bersama. Intinya sara prasarana harus dibenahi, seperti akses jalan,” ungkapnya.
“Kedepannya juga bisa memberdayakan masyarakat, apakah dibuat semacam pasar yang menarik untuk orang datang,” pungkas Achmad. (mong)
BACA JUGA: Review Lengkap Museum Asia Afrika: Cara Masuk, Jam Operasional, dan Akses