Mengupas Fakta Sejarah Terbaru Bergantinya Tanggal Lahir Persib Bandung

JABAR EKSPRES – Perdebatan muncul selama satu dekade silam soal kepastian hari ulang tahun (HUT) tim kebanggaan masyarakat Jawa Barat, Persib Bandung. Selama ini, bobotoh hingga masyarakat Kota Bandung meyakini bahwa 14 Maret 1933 merupakan awal lahirnya tim berjuluk Maung Bandung tersebut.

Apabila menilisik puluhan tahun kebelakang, Persib merupakan salah satu tim yang ikut mendirikan PSSI pada 19 April 1930. Namun, apabila mengacu pada fakta sejarah, bagaimana mungkin klub yang baru berdiri sejak 1933 bisa ikut mendirikan induk organisasi persepakbolaan di Indonesia.

Hari Jadi Persib bukan 14 Maret 1933

Banyak ditulis, Sekitar tahun 1923 di kawasan Bandung berdiri perserikatan sepak bola (Voetbal Bond) bernama Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB). Pada kala itu, tercatat Mr. Syamsudin sebagai ketua BIVB.

Namun terungkap adanya fakta sejarah baru bahwa pada tanggal 7 Januari 1919, diberitakan telah terjadi perhadering yang dimuat dalam surat kabar soal pembentukan Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB) kala itu.

Perlu diketahui, BIVB merupakan cikal bakal lahirnya tim berjuluk Pangeran Biru. Kesinabungan nama antara BIVB, Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB), kemudian Persib mengartikan bahwa HUT Persib jauh sebelum tahun 1933.

Terlebih, BIVB merupakan salah satu organisasi yang juga ikut mendirikan cikal bakal PSSI yakni Indonesische Voetbal Bond (IVB) tahun 1927 di Surabaya. Kemudian BIVB tercatat pula sebagai salah satu tim pendiri PSSI tahun 1930.

BACA JUGA: Bojan Akui Kontra Bali United Bakal jadi Laga yang Sulit

Hari Jadi Persib Resmi Jatuh pada Tanggal 5 Januari 1919

Dengan adanya perhadering pembentukan BIVB yang dimuat pada Selasa, 7 Januari 1919 mengindikasikan bahwa HUT Persib tak jauh dari tanggal tayang berita tersebut.

Ketua Peneliti Hari Jadi Persib asal Universitas Padjajaran, Kunto Sofiyanto menilai bahwa peresmian tersebut terjadi pada hari Minggu tepatnya 5 Januari 1919. Hal tersebut berkenaan dengan adanya perayaan yang tak mungkin dilaksanakan pada hari Senin, 6 Januari 1919.

“Terbitanya itu Selasa, berarti kan karena koran itu biasanya memberitakan sesudah, Kami berdikusi dan saya yakin itu Hari Minggu, tidak mungkin Senin. Kami mencari bukti pendukung yang kuat,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan