JABAR EKSPRES – Tercium bau menyengat dari tumpukan sampah di perbatasan Kota Bandung-Kabupaten Bandung. Tepatnya, sampah yang menggunung tersebut berada di bawah Jembatan Tol Buahbatu.
Menginjak bulan keempat, setelah TPA Sarimukti terbakar pada 19 Agustus lalu, sampai hari ini masih terasa dampaknya. Seperti halnya tumpukan sampah yang terlihat di bawah Jembatan Tol Buahbatu.
Menurut Agus (40), warga sekitar yang berada di warung pinggiran letak sampah tersebut, tempat itu memang sudah menjadi tempat pembuangan warga sekitar selama kurang lebih 5 tahun. Tetapi, kondisi menumpuknya sampah hari ini, diakui Agus, karena pengambilan sampah yang sudah mulai jarang terlaksanakan.
BACA JUGA: Antisipasi Bencana Banjir, JRN Bersihkan Sampah di Sungai Cicukang Bandung
“Semenjank TPA Sarimukti terbakar, kurang lebih 4 bulan pengambilan sampah terhitung hanya seminggu sekali,” ucap Agus saat ditemui, Senin, 11 Desember 2023.
Sebelum TPA Sarimukti terbakar, pengambilan sampah di bawah Jembatan Tol tersebut terhitung dua kali dalam sehari menggunakan motor beroda tiga, dan dalam setiap pengambilannyapun selalu penuh.
Artinya, jika dalam kurun waktu tiga bulan ini pengambilan sampah normalnya dua kali sehari, akan ada kurang lebih 180 kali pengambilan sampah. Namun, yang terjadi hari ini ketika TPA Sarimukti ditutup, hanya ada kurang kebih 12 kali pengambilan sampah.
“Tentu timpang. Karena selain pengambilan sampah yang jarang, tidak adanya tanggung jawab dari (pengelolaan) sampah di sini, makin memperburuk kondisi,” ujar Agus.
BACA JUGA: Balap Liar Bawa Sajam, 9 Remaja Berhasil Diamankan Tim Presisi Jalak Harupat
Sebelumnya Agus mengaku, sempat ditugaskan untuk mengelola sampah sebagai bagian dari RW setempat. Ketika kondisi sampah menumpuk, biasanya ada penanganan di tempat pembuangan sementara terlebih dahulu, sebelum diambil oleh pemerintah daerah. Seperti dibakar terlebih dahulu agar mengurangi massa sampah dan menghambat pembusukan sampah yang bersifat organik.
“Selain pemerintah, warga sekitar yang kerap membuang sampah disini seperti tidak berdosa. Diibaratkan mereka membuang kotorannya di sini lalu pergi” tegasnya.
Ditambah ketika musim hujan, air yang jatuh ke tumpukan sampah menghadirkan aliran air kejalan yang berbau busuk, dan beberapa kali sampai banyak belatung yang menyebar ke jalanan. (ped)