Pelukan Maut Netanyahu dan Biden untuk Ratakan Gaza

JABAR EKSPRES – Jeda kemanusiaan di Gaza, Palestina kini telah berakhir. Walaupun selama jeda tersebut, pihak Israel masih melancarkan kekejamannya.

Jumat, 1 Desember 2023 lalu, Israel mengakhiri jeda tersebut dengan alasan serangan roket dari militan Hamas. Akibatnya, lebih dari 700 warga Palestina tewas dari serangan lanjutan Israel, dengan jumlah kematian lebih dari 15.000 jiwa – yang kebanyakan adalah warga sipil.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin menambahkan suara lantang dari kecaman publik yang dibuat oleh pemerintahan Biden terhadap perlakuan Israel kepada warga sipil Palestina di Gaza.

BACA JUGA: Gaza Mencekam! Militer Israel Minta Warga Palestina Mengungsi

“Saya secara pribadi mendorong para pimpinan Israel untuk menghindari jatuhnya korban sipil dan untuk menghindari retorika yang tak bertanggung jawab, serta mencegah kekerasan (terhadap warga Palestina) oleh para pemukim (Israel) di Tepi Barat,” ucap Austin di Forum Pertahanan Nasional Amerika Serikat, Sabtu, 2 Desember 2023 lalu, dikutip dari The Nation.

Austin juga turut mengkritik Israel yang senantiasa melanggar hukum internasional, serta strategi militer mereka yang tidak konsisten dan tidak mendasar.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpelukan erat dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, menandakan bahwa Biden akan terus merespons, memberikan bantuan kepada Israel. Pelukan tersebut tentunya menuai kritikan publik yang sangat besar secara internasional.

Dengan kata lain, pelukan Benjamin Netanyahu dan Biden itu mampu memberikan kesan ketidakpedulian terhadap kaum perempuan, kaum anak-anak, orang kulit berwarna, dan mayoritas dari partai Biden sendiri.

BACA JUGA: Konflik Palestina-Israel Kembali Memanas! Total Korban 15.500 Orang Lebih

Strategi pendekatan sekutu ini gagal dan terus menjadi bencana bagi Amerika Serikat di mata publik internasional. Hal itu dapat membahayakan keamanan jangka panjang Amerika Serikat dan merusak reputasinya.

Pemerintahan Biden sendiri, kini telah menjadi lebih vokal dalam mengkritik Israel. Ini merupakan sebuah perubahan yang dapat disambut dengan baik. Namun, mereka juga perlu mulai mengkritik strategi mereka sendiri juga yang gagal.

Biden juga telah merusak peluangnya sendiri untuk terpilih kembali di tahun mendatang. Dukungan terhadap Israel terus merosot, terutama di kalangan demografi kunci yang membentuk koalisi Demokrat. Yakni, kaum muda, kulit berwarna, dan perempuan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan