Menjelang tahun politik ini, memang kita rasakan bahwa masyarakat kita seolah terbelah dan saling mencemooh satu satu sama lain. Berbagai media pun dijadikan etalase untuk menjalankan misi-misi yang tidak baik dari mereka yang tidak bertanggung jawab. Lingkungan keluarga amat penting dalam mensosialisasikan budaya rukun dan toleran, sebab dari sikap dan ajaran yang ditanamkan oleh orangtua mereka akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan kepribadian generasi muda tersebut. Peran pemerintah juga amat penting dalam mensosialisasikan ide-ide kerukunan, toleransi, dan kemanusiaan. Sebab negara juga bertanggung jawab dalam mendidik dan membentuk karakter mental masyarakatnya, yaitu karakter yang sadar akan perbedaan, mampu menerimannya dan mampu mengelolanya.
Calon pemimpin harusnya memiliki rasa sikap kenegarawanan yang mendalam. Merasa khawatir jika tidak ada lagi rasa keadilan, maka mereka tidak menggunakan cara curang untuk memenangkan sebuah Pemilu. Keadilan merupakan cerminan dari perasaan sentosa. Sebagai calon pemimpin bukan harta dan kekuasaan yang menjadi hal utama. Menciptakan keadilan untuk mewujudkan perasaan sentosa itulah yang utama. Dengan sikap kenegarawanan, maka Pemilu yang dilakukan untuk pemilihan pemimpin bukan semata-mata untuk perebutan kedudukan, melainkanterwujudnya perasaan sentosa. Seorang calon pemimpin harus takut jika Pemilu menggunakan cara curang, karena dampaknya akan menimbulkan perpecahan, dan rasa ketidakpercayaan rakyat kepada parpol atau pemimpin. Seorang negarawan tidak akan melakukan politik uang, karena mencintai negaranya dan sadar akan pentingnya kepercayaan rakyat.
Calon pemimpin pada Pemilu harus memiliki rasa cintakasih terhadap rakyatnya. Setiap hak rakyat haruslah dipenuhi. Calon pemimpin harus selalu membina diri untuk dapat berguna bagi rakyatnya. Karena pemimpinlah yang akan membuat rasa keadilan dan kesejahteraan, bukan memanfaatkan rakyat demi kepentingan pribadi. Jika calon pemimpin semua memegang teguh cintakasih, maka tidak akan ada kecurangan yang akan terjadi. Semua bertujuan untuk kemajuan negara Indonesia, bukan untuk kepentingan pribadi ataupun parpolnya. Tidak akan ada lagi praktik politik uang, sebab sadar bahwa menjadi pemimpin itu bagian dari pengabdian kepada negara dan janji satya kepada Tuhan dengan cara melayani masyarakat.