“Atau melalui webinar yang diadakan oleh Binas Kesehatan. Kedua, kami ada deteksi screening di sekolah. Dari mulai usia TK, 4-18 tahun itu kita screening,” sambungnya.
Nanti, lanjut Ira, hasil yang diterima pihaknya bakal langsung disampaikan kepada guru bimbingan konseling. Apabila terindikasi anak memiliki gejala masalah mental yang berat, pihaknya menyiapkan rujukan tenaga ahli.
Baik itu penanganan psikolog dan psikiater. Maupun bisa dirujuk oleh puskesmas untuk menuju ke rumah sakit tertentu. “Lalu kami juga setiap tahun berupaya meningkatkan kapasitas guru BK. Jadi guru BK-nya kami latih,” ucapnya.
Seperti diadakan workshop tentang gangguan jiwa, serta jenis-jenis masalah kesehatan jiwa yang terjadi banyak pada remaja. “Bagaimana melakukan konseling kepada mereka? Bagaimana cara merujuk dan lain-lain? Itu kami rutin lakukan,” pungkasnya. (Zar)
BACA JUGA: Gen Z Cuma Mental Tempe! Affah Iyyah?