Jabar Ekspres – Perundingan untuk kesepakatan baru mengenai gencatan senjata jangka panjang dalam pertempuran di Jalur Gaza sedang berlangsung di Qatar, seperti yang dilaporkan oleh Perusahaan Penyiaran Publik Israel (KAN) pada Selasa (28/11).
KAN menyebutkan bahwa jeda tersebut diharapkan melibatkan pelepasan seluruh sandera Israel di Jalur Gaza, termasuk tentara, serta pembebasan tahanan Palestina oleh Israel, termasuk mereka yang dihukum karena membunuh warga Israel.
BACA JUGA: Netanyahu Tegaskan Israel Akan Terus Serang Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir
Laporan media juga menyatakan bahwa kelompok Hamas Palestina telah menyetujui secara umum rancangan perjanjian baru, namun, Hamas meminta “gencatan senjata total,” yang masih ditolak oleh pihak Israel.
Media Israel melaporkan bahwa perundingan ini melibatkan kepala agen mata-mata Mossad Israel David Barnea, kepala Badan Intelijen Pusat AS William Burns, Direktur Badan Intelijen Umum (GIS) Mesir Abbas Kamel, dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani.
Pada Senin (27/11) malam, Qatar mengumumkan kesepakatan untuk memperpanjang jeda awal selama empat hari menjadi dua hari tambahan, memungkinkan pertukaran tahanan lebih lanjut.
BACA JUGA: Warga Palestina Manfaatkan Momen Gencatan Senjata dengan Berziarah
Ingatlah bahwa Israel telah meluncurkan serangan militer besar di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Serangan tersebut dilaporkan telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang di Jalur Gaza, termasuk 6.150 anak-anak dan 4 ribu perempuan, menurut otoritas kesehatan setempat. Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel disebutkan sekitar 1.200 orang.