Jabar Ekspres – Kota Bandung dibangun oleh bangsa Belanda sebagai tempat berlibur atau kota vila dengan jumlah penduduk maksimal enam ratus ribu jiwa namun semakin lama penduduk kota Bandung semakin meningkat.
Saat ini kota Bandung menjadi salah satu kota tujuan untuk mencari nafkah dari kota- kota tetangganya seperti Sumedang, Cimahi, Bandung barat. Dengan terus bertambahnya penduduk kota Bandung tentunya hal tersebut dapat menimbulkan masalah seperti permassalahan ekonomi, tempat tinggal, lingkungan dan layanan.
BACA JUGA: Penghargaan ke-230! Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara
Menurut Kadiskominfo Kota Bandung Yayan Ahmad Brilyana, S.Sos, M.Si saat menghadiri diskusi online NGOTA (Ngobrol Kota) dalam rangkaian Rating Kota Cerdas Indonesia dan Rating Transformasi Digital Indonesia 2023 bersama Smart City and Community Innovation Center ITB yang dipandu oleh Okyza Maherdy Prabowo, S.T,. M.T salah satu tim peneliti Smart City and Community Innovation Center ITB.
Saat ini masalah yang sangat penting di Kota Bandung adalah mengenai permasalahan sampah akan tetapi kota Bandung belum memiliki solusi yang smart terhadap pengelolaan sampah itu sendiri sementara sampah terus diproduksi oleh masyarakat.
Pemerintah kota Bandung sendiri terus berusaha membangun kota agar sesuai dengan visinya salah satunya dengan bantuan teknologi terutama dalam memanfaatkan sumberdaya yang terbatas salah satunya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kota Bandung dengan cepat karena apabila hanya mengandalkan cara- cara yang manual sudah tidak dapat dilakukan lagi.
BACA JUGA: Tersedia Angkutan dari Kabupaten Cirebon ke BIJB, Ada 4 Pilihan Wisata Terbaik di Kota Udang
Kontributor : Triska Nurita