JABAR EKSPRES – Belasan remaja nampak sibuk menyiapkan aneka makanan di sebuah rumah di Jalan Pasir Wangi Raya, Kota Bandung. Itu bukan rumah makan atau perusahaan catering, tapi kegiatan rutin dari Food Bank Bandung.
Food Bank Bandung merupakan organisasi non profit yang konsen untuk mengumpulkan makan berlebih. Kemudian, makanan–makanan layak konsumsi itu disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
Makanan yang didapat juga bukan sembarangan. Biasanya dari industri makanan di wilayah Bandung Raya, hingga dari hotel-hotel berbintang. “Ada sekitar 10 – 20 hotel dan industri yang sering. Baik rutin ataupun insidentil,” terang Co-founder Food Bank Bandung, M. Gumilang Pramuwidyatama kepada Jabar Ekspres, Kamis, 23 November 2023.
BACA JUGA: Makin Bedas! Pertama di Jabar, Pemkab Bandung Launching Portal Geospasial INA Palapa 4.0
Gumilang menceritakan, Food Bank Bandung secara resmi berdiri pada Maret 2020 lalu. Namun, ide pembentukannya telah dikonsep sejak 2019. Foundernya adalah Gendis, yang tak lain adalah istri dari Gumilang.
Ide awal pembentukan Food Bank itu berawal dari keprihatinan yang dialami Gendis semasa kuliah di ITB. Waktu itu Gendis banyak melihat realita masyarakat yang masih kesulitan untuk mendapat sesuap nasi. Pengalaman itu didapat ketika Gendis melakukan wawancara atau penelitian untuk tugas kampusnya. Ia kerap berjumpa kelompok masyarakat seperti pemulung, ataupun petugas kebersihan.
Pada 2019, kedua pasangan itu berkesempatan terbang ke Belanda. Salah satunya untuk kuliah. Namun di sela-sela kuliahnya, mereka banyak berjumpa dengan volunteer yang konsen dalam bidang Food Bank.
Seperti gayung bersambut, keduanya kemudian membawa konsep Food Bank itu ke tanah air. Hingga kemudian secara resmi mendirikan Food Bank Bandung. “Semangatnya adalah gerakan penyelamatan pangan,” kata Gumilang.
BACA JUGA: Jadi Tersangka, Dewas KPK Percepat Pemeriksaan Kode Etik Firli Bahuri
Berlahan tapi pasti, Food Bank Bandung terus berkembang. Kemitraan dengan perusahaan makanan hingga hotel-hotel berbintang terus dibangun. Dari perusahaan makanan biasanya mereka mendapat bahan makanan yang sudah ditarik dari pasaran. “Biasanya itu makanan yang tanggal kadaluarsanya sudah mepet. Tapi belum kadaluarsa,” cetusnya.
