Sedangkan untuk tujuan pelaksanaan PPL, yakni ke Kota Bandung tepatnya ke Great Asia Afrika, Museum Geologi dan Saung Angklung Udjo.
“Jadi tujuan mau kemana, fasilitas apa saja dan biaya berapa, sepenuhnya tergantung kesepakatan bersama orangtua siswa melalui Korlas,” bebernya.
“Pihak sekolah, para guru dan wali kelas tidak turut campur di ranah itu. Kami hanya sebagai pembina dan pengawas ketika di lapangan saat pelaksanaan PPL saja,” lanjut Humas SMPN 1 Rancaekek itu.
Baca Juga:Jelang Masa Kampanye Pemilu 2024, Pj Gubernur Jabar: ASN Harus Jaga NetralitasSistem Digitalisasi Parkir Kota Banjar ‘Berbuah Manis’
Di tempat yang sama, Wali Kelas 7K SMPN 1 Rancaekek, Arif Rahman mengaku, rencana pelakanaan PPL sudah rampung disepakati Korlas lewat rapat bersama para orangtua siswa.
“Tujuan dan pembiayaan kita wali kelas dan guru tidak memaksa atau merekomendasikan harus seperti apa, itu keputusan bersama orangtua siswa,” ucapnya.
Arif mengungkapkan, kabar beradar adanya penolakan dari sejumlah orangtua siswa, kemungkinan karena ada komunikasi yang belum terjalin dan tersampaikan secara menyeluruh.
“Disangka mungkin ini kegiatan wajib, padahal kita tidak mengharuskan, bahkan PPL ini tidak mempengaruhi nilai,” ungkapnya.
Arif memaparkan, sebelumnya kegiatan PPL dimasukkan ke dalam P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), sehingga cukup berpengaruh terhadap nilai siswa.
“Tapi untuk sekarang sudah berubah aturannya tidak terkait ke P5, jadi tidak wajib dan tidak mempengaruhi nilai siswa. Untuk P5 kita tekankan ke hal lain seperti kegiatan praktik membuat poster, melukis dan praktik positif lain,” pungkasnya. (Bas)
