JABAR EKSPRES – 300 mahasiswa dari program studi Teknik Lingkungan, Teknik Pertambangan, hingga Teknik Metalurgi di Institut Teknologi Bandung (ITB) mengikuti kuliah umum bertajuk “Tantangan Penambangan Nikel dan Keberlanjutan Lingkungan: Belajar dari Pulau Obi”.
Kegitan yang digelar di Gedung Kuliah Umum Timur ITB pada Jum’at, 10 November 2023 ini, Direktur Health Safety dan Enviroment (HSE) Harita Tonny Gultom menyebut bahwa dalam kuliah umum tersebut terungkap bahwa Indonesia adalah negara produsen nikel terbesar di dunia dengan total produksi hingga mencapai 1,6 juta metrik ton atau menyumbang 48,48 persen dari total produksi nikel global.
Maka dengan potensi sebesar itu, Indonesia menurut Tonny telah menjadi negara strategis di dunia.
Bahkan hal itu dapat terlihat dari banyaknya permintaan global terhadap nikel terutama untuk keperluan industri seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan.
“Nikel ini telah menjadi mineral yang paling banyak dibutuhkan terkait tumbuhnya industri seperti kendaraan listrik dan energi terbarukan,” ujarnya.
Sehingga dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, terutama generasi muda terhadap isu kelestarian lingkungan, telah membuat upaya ini mendapatkan dukungan positif dari banyak pihak.
Tonny menambahkan, Pulau Obi, tempat beroperasinya Harita Nickel, adalah sebuah pulau dengan luas sekitar 2.345 kilometer persegi di Provinsi Maluku Utara yang menjadi salah satu tempat penambangan nikel terbesar di Indonesia.
Bahkan kawasan Industri Obi juga, kata dia menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden No. 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Pelaksana PSN Kawasan Industri adalah PT Trimegah Bangun Persada bersama tenan/perusahaan afiliasi yang telah beroperasi.
“Nikel dari Pulau Obi telah berperan penting untuk peradaban baru dunia. Dari Pulau Obi,, Indonesia banyak belajar dan berharap terkait pengembangan nikel melalui penerapan teknologi ramah lingkungan,” imbuhnya
Ditempat yang sama, perwakilan ITB, Muhammad Sonny Abfertiawan menambahkan Adanya program Harita Nickel Goes to Campus ini merupakan sesuatu hal yang positif khususnya bagi mahasiswa ITB.
“Mahasiswa harus bisa menyadari tentang pentingnya nikel untuk kehidupan. Mereka bisa melakukan banyak riset dan inovasi untuk mengoptimalkan manfaat nikel yang menjadi salah satu sumber tambang unggulan Indonesia sesuai dengan harapan pemerintah dalam hal hilirasi,” katanya