BACA JUGA: VIRAL! Caleg PKB Kota Bogor Ketahuan di Aplikasi Kencan, Ngapain ya?!
Pengusaha muda yang sedang mengenyam pendidikan di Universiti Utara Malaysia jurusan International Business Management ini menyebut, dalam situasi dan kondisi saat ini sejatinya industri kreatif tak melulu diimplementasikan untuk segi bisnis saja, melainkan bisa diterapkan menjadi strategi kampanye partai politik.
“Jadi yang membedakan hanya konten dan target pasarnya. Seperti efek Bumble ini sudah saya pikirkan secara matang sebelumnya. Saya sudah menduga akan ada pro kontra, karena aplikasi ini cenderung “negatif” lantaran berbau kencan dan lain-lain, makanya dari awal saya sudah bikin disclaimer di bio saya untuk mengantisipasi asumsi negatif,” bebernya.
Alumnus SMAN 3 Kota Bogor ini menambahkan, dengan memanfaatkan teknologi digital pihaknya bisa memastikan, seluruh pergerakan tim relawannya terdata secara digital.
“Karena saya meyakini Data is King. Teknologi Informasi gak bisa dianggap enteng dan saya meyakini cara-cara kampanye secara digital cukup efektif dan mampu memangkas biaya kampanye yang relatif terbilang besar. Bismillah hasil maksud, mohon doa nya dan anak muda harus kreatif, harus bisa menjadi pembeda,” pungkas Daffie. (YUD)
BACA JUGA: Baliho “Warga Bogor Satu Komando HRS 2024”, Warganet: Warga Bogor yang Mana?